UAS Logika


Soal

1.              Buat analisis dari silogisme dengan merefleksi posisi kamu sebagai mahasiswa di UNJ!
2.              Kaji keberadaan homeschooling! ( silogisme hipotesis dan silogisme alternatif )
3.              Kaji keberadaan sekolah gratis! ( silogisme hipotesis dan silogisme alternatif )
4.              Refleksi keadaan anda dalam keluarga dengan mengaitkan mimpi anda! ( silogisme dalam kehidupaan sehari-hari )
5.              Analisis perilaku guru yang menjadi inspirasi anda! ( logika induktif )
6.              Refleksikan apakah silabus perkuliahan saat ini dapat menjadikan anda guru yang luar biasa! ( logika deduktif dan induktif dalam tahapan ilmu pengetahuan )

Jawab

1.             Silogisme adalah bentuk formal dari deduksi yang terdiri dari proposisi-proposisi kategorik. Konklusi dalam silogisme diambil dari proposisi I dengan bantuan proposisi II.
·                Dilihat dari bentuk standar silogisme
proposisi I : Semua anak Pak Habudin menjadi mahasiswa di Universitas Negeri
                    Jakarta.
proposisi II: Syahrul adalah anak bungsu Pak Habudin.
Konklusi: Syahrul adalah mahasiswa Universitas Negeri Jakarta.
Term dari contoh tersebut adalah: anak Pak Habudin, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, Syahrul. Term “anak Pak Habudin” muncul dua kali, yang berfungsi sebagai subjek dalam proposisi I dan II. Term “ mahasiswa Universitas Negeri Jakarta” sebagai predikat dalam proposisi I dan konklusi. Sedangkan term “Syahrul” sebagai subjek dalam proposisi II dan konklusi.
·                Berdasarkan letak term tengah (M)
a.             Bentuk standar I
M-P    contoh: Semua mahasiswa UNJ wajib mematuhi aturan-aturan yang
                        berlaku.
S-M                Syahrul adalah mahasiswa UNJ.
S-P                 Maka, Syahrul wajib mematuhi aturan-aturan yang berlaku.
Bentuk silogisme ini sempurna dan sangat tepat untuk memaparkan proposisi afirmatif karena memiliki bentuk premis minor yang afirmatif dan premis mayor yang universal.
b.             Bentuk standar II
P-M    Contoh: Semua anggota BEMJ PGSD UNJ adalah bagian dari BEM
  FIP UNJ.
S-M                  Syahrul bukan anggota BEMJ PGSD UNJ.
S-P                   Maka, Syahrul bukan bagian dari BEM FIP UNJ.
Bentuk ini dipakai untuk sanggahan, penyusunan salah satu premis harus negatif dan premis mayor harus universal.
c.             Bentuk standar III
M-P    contoh: Mahasiswa PGSD UNJ adalah calon guru SD yang luar biasa.
M-S                 Syahrul adalah mahasiswa baru PGSD UNJ tahun 2010.
S-P                 Maka, Syahrul adalah calon guru SD yang luar biasa.
Bentuk ini sangat jarang digunakan karena susunan yang rumit.
d.            Bentuk standar IV
P-M    contoh: Syahrul adalah mahasiswa PGSD UNJ.
M-S                Semua mahasiswa UNJ mempunyai kualitas SDM yang baik.
S-P                 Maka, salah satu mahasiswa UNJ yang mempunyai kualitas
 SDM yang baik adalah Syahrul.
Bentuk ini paling jarang digunakan karena penyusunan yang sulit.
·                Prinsip Silogisme
a.       Prinsip distribusi, prinsip yang berlaku secara distributif untuk suatu kelas yang berlaku untuk semua dan masing-masing anggotanya. contoh:
Semua mahasiswa PGSD UNJ diwajibkan memakai batik pada hari Senin.
Syahrul adalah mahasiswa PGSD UNJ.
Jadi Syahrul wajib memakai batik pada hari Senin.
b.      Prinsip distribusi negatif
contoh:
Mahasiswa PGSD UNJ bukan mahasiswa yang suka berdemo secara anarkis.
Syahrul adalah mahasiswa PGSD UNJ.
Jadi Syahrul bukan mahasiswa yang suka berdemo secara anarkis.

2.             Istilah Homeschooling sendiri berasal dari bahasa Inggris berarti sekolah rumah. Homeschooling berasal dari Amerika Serikat. Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home education, home based learning atau sekolah mandiri. Secara umum, homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Filosofi berdirinya sekolah rumah adalah “manusia pada dasarnya makhluk belajar dan senang belajar; kita tidak perlu ditunjukkan bagaimana cara belajar. Yang membunuh kesenangan belajar adalah orang-orang yang berusaha menyelak, mengatur, atau mengontrolnya” (John Cadlwell Holt dalam bukunya How Children Fail, 1964). Perkembangan homeschooling di Indonesia belum diketahui secara persis karena belum ada penelitian khusus tetang akar perkembangannya. Faktor pemicu dan pendukung homeschooling antara lain: kegagalan sekolah formal, tersedianya keragaman sarana, adanya teori intelegensi ganda yang digagas oleh Howard Gardner ,dan Banyaknya tokoh-tokoh penting dunia yang berhasil dalam hidupnya tanpa menjalani sekolah formal seperti Benyamin Franklin, Thomas Alfa Edison, KH. Agus Salim, Ki Hajar Dewantara dan tokoh-tokoh lainnya. Kelebihan homeschooling, antara lain:  adaptable (sesuai dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga), mandiri (lebih memberikan peluang kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan di sekolah umum),  potensi yang maksimal (dapat memaksimalkan potensi anak, tanpa harus mengikuti standar waktu yang ditetapkan sekolah), siap terjun pada dunia nyata (output sekolah rumah lebih siap terjun pada dunia nyata karena proses pembelajarannya berdasarkan kegiatan sehari-hari yang ada di sekitarnya), terlindung dari pergaulan menyimpang (ada kesesuaian pertumbuhan anak dengan dengan keluarga. Relatif terlindung dari hamparan nilai dan pergaulan yang menyimpang (tawuran, narkoba, konsumerisme, pornografi, mencontek dan sebagainya), Ekonomis (biaya pendidikan dapat menyesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga). Di sisi lain, homeschooling mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat disebutkan berikut ini: membutuhkan komitmen dan tanggung jawab tinggi dari orang tua, memiliki kompleksitas yang lebih tinggi karena orangtua harus bertanggung jawab atas keseluruhan proses pendidikan anak, keterampilan dan dinamika bersosialisasi dengan teman sebaya relatif rendah, ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi dan kepemimpinan, proteksi berlebihan dari orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi dan masalah sosial yang kompleks.
Jika dilihat dari segi silogisme hipotesis:
Premis mayor: Jika para orang tua menginginkan anaknya mengembangi potensi
                         intelegensi yang dimilikinya, maka homeschooling adalah pilihan yang
                         tepat.
Premis minor: Para orang tua menginginkan anaknya mengembangi potensi intelegensi
                        yang dimilikinya.
Konklusi:        Sebab itu homeschooling adalah pilihan yang tepat.
Jika dilihat dari silogisme alternatif:
Premis mayor: Para orang tua dapat memilih menyekolahkan anaknya di sekolah umum
                        atau homeschooling.
Premis minor: Para orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah umum
                        karena sudah tidak asing lagi.
Konklusi :       Sebab itu homeschooling jarang dipilih orang tua.
3.             Sekolah Kami merupakan salah satu jenis sekolah non formal tanpa adanya pungutan biaya. Sekolah yang terletak di wilayah Bintara Jaya, Bekasi Barat memang untuk anak para pemulung, anak tukang ojek, pedagang asongan, penjual bakso keliling, penjual ayam, sopir angkot, anak para pembantu rumah tangga  yang tidak mampu mengikuti sekolah formal karena keterbatasan biaya. Sekolah yang didirikan oleh Ibu Ina tidak memaksakan muridnya memakai pakaian yang seragam ataupun sepatu. . Proses belajar-mengajar pun tanpa kelas khusus dan bangku sekolah. Anak-anak duduk di bawah dan menulis di atas meja tripleks sederhana. Buku pelajaran dan alat tulis di sini telah disediakan oleh sekolah. Tujuan Sekolah Kami adalah ikut membantu pemerintah mensukseskan program pendidikan yang juga merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat. Selain itu, sekolah ini juga mengadakan pelatihan keterampilan, baik yang diselenggarakan sendiri maupun bekerja sama dengan Dinas Sosial DKI Jakarta tanpa dipungut bayaran, sehingga diharapkan mereka dapat menciptakan lapangan pekerjaan, minimal bagi diri sendiri. Jika dilihat dari silogisme hipotesis, maka:
Premis mayor: Jika setiap anak mempunyai kemauan untuk belajar tapi terhalang oleh
                        biaya, maka “Sekolah Kami” adalah salah satu alternatif pilihannya.
Premis minor: Setiap anak mempunyai kemauan untuk belajar tapi terhalang oleh
                        biaya.
Konklusi:        Sebab itu “Sekolah Kami” adalah salah satu alternatif pilihannya.

Jika dilihat dati silogisme alternatif:
 Premis mayor: Setiap anak berhak mendapat pendidikan di sekolah formal atau
                         sekolah non formal.
Premis minor: Setiap anak mendapatkan pendidikan di sekolah formal.
Konklusi:        Sekolah non formal dapat menjadi pilihan lain.
4.             Entimena yaitu silogisme yang menyimpang karena proposisinya tidak lengkap. Contoh:
Semua anak bungsu biasanya lebih banyak mendapatkan perhatian orang tua. (mayor)
Syahrul adalah anak bungsu. (minor)
Syahrul biasanya lebih banyak mendapatkan perhatian orang tua. (konklusi)
Contoh entimena tanpa proposisi mayor: “Tentu saja, Syahrul lebih banyak mendapatkan perhatian orang tua, Syahrul kan anak bungsu.”
Polisilogisme merupakan bentuk silogisme yang termasik ke dalam silogisme susun. Contoh:
-          Saya mempunyai mimpi untuk menjadi guru yang luar biasa.
-          Untuk menjadi guru yang luar biasa dibutuhkan usaha.
-          Usaha tersebut dapat dilakukan dengan menjadi mahasiswa yang cerdas dan mempunyai tujuan dalam belajar.
-          Dengan menjadi mahasiswa yang cerdas dan mempunyai tujuan dalam belajar tidaklah cukup untuk mencapai mimpi, jika usaha yang dilakukan tanpa disertai doa dan kemauan yang tinggi.
-          Saya mempunyai mimpi untuk menjadi guru yang luar biasa akan sulit tercapai jika usaha yang dilakukan tanpa disertai doa dan kemauan yang tinggi.
Contoh tersebut merupakan bentuk sorites polisilogisme yang biasanya dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk sorites dapat disusun dengan rumus berikut:
S – M
M – P
P – Q
Q – R
S – R (kesimpulan akhir)
Epikirema adalah silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai dengan sebab atau alasan. Contoh:
Menjadi guru adalah impian saya sejak kecil karena dapat membantu mencerdaskan generasi penerus bangsa Indonesia.
Guru SD adalah pillihan saya karena mulai dari sinilah seorang anak pertama kali secara formal dibentuk kepribadian dan pola pikir yang baik.
Jadi, impian saya sejak kecil adalah menjadi Guru SD.
5.             Guru yang menjadi inspirasi saya adalah seorang guru matematika SMP yang bernama Bu Nelly. Perilaku guru tersebut dapat menjadi sumber inspirasi saya untuk menjadi guru yang luar biasa. Mulai dari cara mengajarnya yang menyenangkan, asik, dan pandai membaca suasana peserta didik yang sudah mulai bosan dengan membangkitkan semangatnya lagi dengan memberikan sedikit guyonan. Beliau juga melakukan pendekatan personal pada peserta didiknya dengan menghafal namanya dan mengetahui perkembangan peserta didik mengenai mata pelajarannya dan mengajarinya secara khusus, bahkan mengulang kembali materi yang sulit dimengerti peserta didik dengan cara yang lebih menarik dalam menyampaikan materi ajarnya. Beliau mencoba membaur dan menyatukan pikirannya dengan peserta didik sehingga proses belajar mengajar lebih atraktif, juga meyakinkan peserta didik bahwa materi yang sedang diajarkannya itu mudah. Jika dilihat dari hubungan sebab akibat logika induktif, saya jadi menyukai pelajaran matematika karena cara mengajar guru yang menyenangkan dan mudah dimengerti maksudnya.
6.             Silabus adalah rencana pembelajaran padaa suatu mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Silabus perkuliahan di PGSD UNJ sampai saat ini seharusnya sudah bisa menjadikan mahasiswa PGSD UNJ sebagai guru yang luar biasa. Khususnya silabus mata kuliah Logika, berdasarkan dari pertemuan selama ini sudah mampu menjadikan mahasiswa PGSD UNJ sebagai guru yang luar biasa. Dalam mempelajari mata kuliah Logika, mahasiswa diharuskan untuk berpikir lebih maju dan mau melakukan usaha dengan semaksimal mungkin. Akan tetapi semua itu tergantung dari kualitas SDM dan tingkat kemauan seorang mahasiswa untuk menjadi guru yang luar biasa atau tidaknya.

Comments