Makalah Laporan Observasi (Museum POS Indonesia dan Univ. Pendidikan Indonesia)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah laporan observasi ke Universitas Pendidikan Indonesia dan Museum Pos Indonesia pada tanggal 12 November 2010.

Sehubungan dengan ini, kami penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Pihak-pihak tersebut antara lain :
1.        Bapak Ajat Sudrajat,M.Pd. selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar IPS yang telah membimbing kami dalam melakukan observasi.
2.        Rektor FIP Universitas Pendidikan Indonesia yang telah memberikan informasi tentang Universitas Pendidikan Indonesia.
3.        Orang tua yang telah memberikan izin pada kami untuk melakukan observasi.
4.        Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dengan tidak mengurangi rasa hormat dan terima kasih.

Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna seperti yang diharapkan. Karena itu, kami mengharapkan sumbang saran dari para pembaca dan pemakai makalah ini untuk penyempurnaan segala kekurangan tersebut.
Semoga dengan mengharapkan Ridho dari Allah SWT makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi kami penyusun khususnya.



                                                                                    Jakarta, 5 Desember 2010



                                                                                                             Penyusun



DAFTAR ISI


Kata Pengantar ……………………………………………………………………………    i
Daftar Isi………………………………………………………………………….............    ii

BAB I PENDAHULUAN
            I.1 Latar Belakang Observasi……………………………………………………… iii
I.2 Tujuan Observasi...……………………………………………………………..  iii
BAB II LAPORAN HASIL OBSERVASI 
            2.1 Museum Pos Indonesia.......................................................................................   1
                  2.1.1 Sejarah Singkat..........................................................................................   1
                  2.1.2 Koleksi Museum........................................................................................   2 
                  2.1.3 Ruang Pameran Museum...........................................................................   3 
            2.2 Universitas Pendidikan Indonesia …………….................................................   4
                  2.2.1 Sejarah Singkat Universitas Pendidikan Indonesia ..................................   4
                  2.2.2 Tujuan .......................................................................................................   5 
                  2.2.3 Sejarah Singkat dan Latar Belakang Prodi PGSD ....................................  6
                  2.2.4 Visi, Misi, dan Tujuan Prodi PGSD ........................................................... 7
                  2.2.5 Program Layanan Pendidikan Prodi PGSD ............................................... 8
                  2.2.5 Multi kampus .............................................................................................. 8
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………........... 10
     III.1  Kesimpulan………………………………………………………………... 10
     III.2 Saran……………………………………………………………………….  10










BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang Observasi

Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian yang langsung (Bimo Walgito, 1987:54).
Observasi sebagai alat pengumpul data adalah pengamatan yang memiliki sifat-sifat (depdikbud:1975:50):
·         Dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan lebih dulu.
·         Direncanakan secara sistematis.
·         Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya.
·         Dapat diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya.
·         Bersifat kwantitatif.
Dengan cara tersebut kami mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)  sebagai pemenuhan mata kuliah “Konsep Dasar IPS” mengadakan observasi ke Universitas Pendidikan Indonesia jurusan pedagogik dan sebagai tambahan pembelajaran mengobservasi juga “Museum Pos Indonesia”.

1.2 TUJUAN OBSERVASI
Adapun tujuan dari observasi tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah “Konsep Dasar IPS”.
2.      Menambah pengetahuan tentang pentingnya peran dan fungsi museum sebagai sumber belajar.
3.      Memelihara serta melestarikan kekayaan budaya dalam pelayanan pos.
4.      Meembandingkan materi ajar UPI dengan UNJ.
5.      Menjalin silaturahmi antara mahasiswa UNJ dengan UPI.
 


BAB II
PEMBAHASAN

Tanggal Observasi       : 12 November 2010
Tempat                        : Museum Pos Indonesia, Bandung
Alamat                                    : Jalan Cilaki 73, Bandung 40115 Jawa Barat







2.1   Museum Pos Indonesia
2.1.1  Sejarah Singkat
Museum Pos Indonesia berdiri tahun 1931 dengan nama Museum PTT (Pos, Telepon, Telegrap), bertempat di Kantor Pusat Pos Indonesia Jalan Cilaki 73 Bandung 40115. Museum ini awalnya hanya menyajikan benda koleksi sebatas prangko-prangko dalam negeri maupun mancanegara.
Menyadari arti peran dan fungsi museum sebagai sarana pendidikan, informasi dan rekreasi untuk generasi muda pada masa sekarang maupun masa yang akan datang, maka dilakukan upaya renovasi museum untuk memelihara dan melestarikan budaya dalam pelayanan pos. Pada tanggal 27 September 1983 diresmikan oleh Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, dengan nama Museum Pos dan Giro.
Dengan peresmian tersebut, koleksi yang disajikan diperluas dengan menambah benda-benda bersejarah lain seperti peralatan, visualisasi, diorama kegiatan layanan pos, dll. Seiring dengan perubahan status perusahaan dari Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro menjadi PT Pos Indonesia tanggal 20 Juni 1995, maka museum berganti nama menjadi Museum Pos Indonesia.


2.1.2  Koleksi Museum
Museum Pos Indonesia mempunyai benda koleksi seperti prangko dan benda filateli lainnya, peralatan yang digunakan sejak Hindia Belanda, dan benda-benda bersejarah lain. Untuk memberi kemudahan pada masyarakat, seluruh benda dikelompokkan dalam 3 penyajian, yaitu:
v   Koleksi Sejarah
                                         







Koleksi yang bernilai sejarah lainnya adalah Surat Mas Raja-Raja “Golden Letter”. Surat-menyurat sebagai alat komunikasi dalam bentuk yang sederhana sudah dikenal pada zaman kerajaan-kerajaan di Indonesia sepeerti Kerajaan Mulawarman, Sriwijaya, Tarumanegara, Mataram, Purnawarman, Majapahit.
Berdasarkan prasasti yang ditemukan di Kerajaan Sriwijaya, bahasa yang digunakan adalah bahasa kw’unlun atau Bahasa Melayu Kuno dan kata-kata Sansekerta. Huruf yang digunakan adalah huruf Palawa. Huruf inilah yang menjadi huruf Jawa, Sunda, Bali, dan Batak.
Dengan masuknya agama Hindu dan Budha, maka budaya tulis menulis dan surat-menyurat ini berkembang dikalangan istana raja-raja. Bahan yang digunakan untuk menulis berupa daun lontar, bambu, kulit kayu, daun nipah, dan daun bungs pudak atau pandan.
Komunikasi pada waktu itu tidak hanya terbatas dalam negeri, melainkan juga negara tentangga, yaitu kegiatan surat-menyurat antara Kerajaan Sriwijaya dengan China maupun China dengan Majapahit, yang seluruhnya diabadikan pada relief dinding Candi Borobudur dan Prambanan.
v   Koleksi Filateli

Dalam koleksi museum selain disajikan koleksi prangko Indonesia, juga terdapat koleksi prangko berasal dari 178 negara. Prangko pertama yang digunakan di Indonesia diterbitkan pemerintah Hindia Belanda tanggal 1 April 1864. Kata prangko berasal dari bahasa Latin “franco” yang berarti tanda pembayaran untuk melunasi biaya pengiriman surat. Lama kelamaan prangko menjadi benda seni yang dikumpulkan orang. Kegemaran mengumpulkan prangko ini disebut Filateli. 
v   Koleksi Peralatan






Brievenbus merupakan bis surat pada zaman Hindia Belanda yang terbuat dari logam cor dengan berat kurang dari 400 kg ini dapat ditempatkan di pinggir jalan strategic agar mudah dijangkau publik. Bis surat ini pertama kali digunakan tahun 1829 di Kantor Pos Batavia, sedangkan bis surat pertama untuk umum disediakan di Kantor Pos Semarang tahun 1850 dan Kantor Pos Surabaya tahun 1864. Sejak pertama kali digunakan hingga kini bis surat telah mengalami perubahan baik bentuk maupun ukurannya.
2.1.3  Ruang Pameran Museum
Ruang pameran museum terdiri atas dua lantai, yaitu:
Ø   Lantai Basement
Berisi benda-benda koleksi secara lengkap yang terdiri atas tiga jenis benda koleksi yaitu benda koleksi sejarah, peralatan, dan filatelial.
Ø   Ruang Social Center
Merupakan ruang edukasi masyarakat dan sebagai pusat pengembangan sosio-kultur dibidang layanan pos. Masyarakat juga diberi kesempatan untuk praktik secara langsung berkaitan dengan proses pengiriman surat mulai dari menulis surat, menempelkan prangko, pengecapan, dan pengeposan surat pada bis surat.
Tanggal Observasi       : 12 November 2010
Tempat                        : Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Alamat                                    : Jalan Dr. Setiabudhi No.229, Bandung 40154 Jawa Barat

2.2        Universitas Pendidikan Indonesia
2.2.1  Sejarah Singkat Universitas Pendidikan Indonesia
Universitas Pendidikan Indonesia didirikan pada tanggal 20 Oktober 1954 di Bandung, diresmikan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran Mr. Muhammad Yamin. Semula bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG), didirikan dengan latar belakang sejarah pertumbuhan bangsa, yang menyadari bahwa upaya mendidik dan mencerdaskan bangsa merupakan bagian penting dalam mengisi kemerdekaan. Beberapa alasan didirikannya PTPG antara lain: Pertama, setelah Indonesia mencapai kemerdekaannya, bangsa Indonesia sangat haus pendidikan. Kedua, perlunya disiapkan guru yang bermutu dan bertaraf universitas untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang akan merintis terwujudnya masyarakat yang sejahtera.
Gedung utama UPI bermula dari puing sebuah villa yang bernama Villa Isola, merupakan gedung bekas peninggalan masa sebelum Perang Dunia II. (Pada masa perjuangan melawan penjajah, gedung ini pernah dijadikan markas para pejuang kemerdekaan). Puing-puing itu dibangun kembali dan kemudian menjelma menjadi sebuah gedung bernama Bumi Siliwangi yang megah dengan gaya arsitekturnya yang asli.
Sejalan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. 40718/S pada waktu itu, yang menyatakan bahwa PTPG dapat berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi atau perguruan tinggi dalam universitas, maka seiring dengan berdirinya Universitas Padjadjaran (UNPAD), pada tanggal 25 November 1958 PTPG diintegrasikan menjadi fakultas utama Universitas Padjadjaran dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Untuk memantapkan sistem pengadaan tenaga guru dan tenaga kependidikan, berbagai kursus yang ada pada waktu itu, yaitu pendidikan guru B I dan B II, diintegrasikan ke dalam FKIP melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 1961. Selanjutnya FKIP berkembang menjadi FKIP A dan FKIP B. Pada saat yang sama, berdiri pula Institut Pendidikan Guru (IPG), yang mengakibatkan adanya dualisme dalam lembaga pendidikan guru. Untuk menghilangkan dualisme tersebut, pada tanggal 1 Mei 1963 dikeluarkan Keputusan Presiden Nomor 1 tahun 1963, yang melebur FKIP dan IPG menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) sebagai satu satunya lembaga pendidikan guru tingkat universitas. FKIP A/FKIP B dan IPG yang ada di Bandung akhirnya menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung (IKIP Bandung).
IKIP Bandung saat itu telah memiliki lima fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Ilmu Sosial, Fakultas Keguruan Sastra dan Seni, Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta, dan Fakultas Keguruan Ilmu Teknik. Kebutuhan akan tenaga guru kian mendesak, demikian pula tumbuhnya hasrat untuk meningkatkan dan memeratakan kemampuan para guru. Hal ini mendorong IKIP Bandung membuka ekstension, antara tahun 1967-1970 IKIP Bandung membuka ekstension di hampir seluruh kabupaten di Jawa Barat.
Peranan IKIP Bandung di tingkat nasional semakin menonjol, setelah pemerintah menetapkan bahwa IKIP Bandung menjadi IKIP Pembina yang diserahi tugas membina beberapa IKIP di luar Pulau Jawa, yaitu IKIP Bandung Cabang Banda Aceh, Palembang, Palangkaraya, dan Banjarmasin. Sesuai dengan kebijaksanaan Departemen P dan K, pada awal tahun 1970-an, secara bertahap ekstension tersebut ditutup dan cabang cabang IKIP di daerah menjadi fakultas di lingkungan universitas di daerah masing masing.
Untuk meningkatkan mutu tenaga pengajar, pada tahun 1970 IKIP Bandung membuka program Pos Doktoral melalui pembentukan Lembaga Pendidikan Pos Doktoral (LPPD) PPS yang mengelola Program S2 dan S3. Pada tahun 1976 LPPD diubah namanya menjadi Sekolah Pasca Sarjana, pada tahun 1981 berubah menjadi Fakultas Pasca Sarjana dan tahun 1991 menjadi Program Pascasarjana (PPS).
Seiring dengan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan tinggi yang memberikan perluasan mandat bagi Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang harus mampu mengikuti tuntutan perubahan serta mengantisipasi segala kemungkinan dimasa datang , IKIP Bandung diubah menjadi Universitas Pendidikan Indonesia melalui Keputusan Presiden RI No. 124 tahun 1999 tertanggal 7 Oktober 1999.
2.2.2  Tujuan
Secara umum tujuan pendidikan UPI bermuara pada upaya pengembangan manusia yang beriman, bertaqwa, bermoral, berakhlak mulia, berilmu, profesional, religius, dan memiliki integritas dan cinta terhadap bangsa dan negara kesatuan Republik Indones ia. Secara rinci tujuan itu adalah:
1.             Membina dan mengembangkan mahasiswa untuk menjadi ilmuwan, tenaga pendidik, tenaga kependidikan, dan tenaga profesional la innya yang beriman, bertaqwa, profesional, berkompetensi tinggi dan berwawasan kebangsaan.
2.             Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, dan seni.
3.             Mendukung pengembangan, kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya, dan pendidikan dengan berperan sebagai kekuata n moral yang mandiri.
4.             Mendukung pembangunan masyarakat yang religius, demokratis, cinta damai, cinta ilmu, dan bermartabat.
2.2.3  Sejarah Singkat dan Latar Belakang Prodi PGSD
Penyelenggaraan program studi (prodi) PGSD diawali dibukanya program D2 PGSD tahun 1992 dengan SK nomor 400b/DIKTI/Kep/1992. Dalam perkembangan selanjutnya, dibuka Program S1 PGSD dimulai tahun 2000 dengan izin Operasional Nomor 914/D/T/2002. Sejalan dengan kemajuan UPI BHMN, Prodi PGSD terus mengembangkan diri agar menjadi prodi yang pelopor dan unggul dalam pendidikan ke-SD-an.
Prodi PGSD FIP UPI terus melakukan peningkatan mutu dan relevansi produk-produk akademiknya, pengembangan staf, modernisasi prasarana, dan sarana pendidikan, termasuk infrastruktur teknologi informasi (ICT), meningkatkan efektifitas dan efisiensi manajemen, pengembangan suasana akademik dan kepedulian pada kualitas pada komunitas kampus, merupakan instrumen-instrumen pokok dalam prodi PGSD FIP UPI sesuai dengan kebijakan UPI untuk meningkatkan produk akademisnya.
Konsistensi dan relevansi antara visi, misi, tujuan, dan sasaran yang dirumuskan UPI yang dijabarkan oleh prodi PGSD merupakan kekuatan bagi proses perencanaan, pembinaan, dan pengembangan prodi PGSD yang unggul dan pelopor dalam membina dan menghasilkan SDM profesional dan kompeten dalam bidang pendidikan dan penelitian ke-SD-an.


2.2.4  Visi, Misi dan Tujuan Prodi PGSD
Visi
Menjadi prodi pelopor dan unggul dalam bidang pendidikan guru sekolah dasar baik tingkat nasional maupun internasional, adalah visi yang melandasi bagaimana prodi PGSD berkiprah dalam mengembangkan pendidikan ke-SD-an.
                   Misi
Untuk meningkatkan implementasi visi di atas, maka misi yang diemban oleh prodi PGSD adalah:
1.             Menyelenggarakan pendidikan untuk menyiapkan guru sekolah dasar yang berdaya saing nasional dan internasional.
2.             Mengembangkan teori pendidikan dan teori pembelajaran ke-SD-an yang inovatif dan kreatif melalui riset unggulan dan kolaboratif.
3.             Menyelenggarakn layanan pengabdian kepada masyarakat secara profesional dalam rangka ikut serta memecahkan masalah pendidikan ke-SD-an.
4.             Mengembangkan networking dan kerja sama nasional dan internasional dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan guru sekolah dasar.
Tujuan
1.             Menghasilkan guru sekolah dasar yang memiliki kompetensi paedagogik, profesional, kepribadian dan sosial yang bertaraf nasional dan internasional.
2.             Terwujudnya manajemen Prodi PGSD yang transparan, akuntabel, dan sinergis.
3.             Terciptanya kinerja dosen yang profesional dalam menghasilkan calon guru sekolah dasar.
4.             Mengembangkan iptek ke-SD-an meliputi: teori pembelajaran, teknologi, dan seni, baik nasional maupun internasional dalam pembelajaran.
5.             Menjalin kerja sama kelembagaan dengan Pemerintah Daerah, Dinas Pendidikan, LPMP, Asosiasi Profesi, dan Perguruan Tinggi lain dalam bidang pendidikan ke-SD-an.
6.             Meningkatkan kesejahteraan dosen PGSD.
2.2.5  Program Layanan Pendidikan Prodi PGSD
Prodi PGSD menyediakan program layanan pendidikan sebagai berikut:
S1 Reguler untuk lulusan SMA dan lanjutan D2, yaitu mahasiswa biasa yang rekruitmen-nya melalui UM UPI.
S1 PHK (mahasiswa dari Program Hibah Kompetisi atas kerja sama Pemda dan Dikti)
S1 kerja sama dengan Pemda (mahasiswa melalui kerja sama dengan Pemda)
S1 PJJ (mahasiswa atas kerja sama Dikti).
2.2.6  Multi Kampus
Kampus utama UPI terletak di Jalan Dr. Setiabudi 229, Bandung, dengan luas 75 hektar. Di kampus utama ini bernaung Sekolah Pascasarjana dan lima fakultas. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) masih berlokasi di Jalan Ahmad Yani km.6, Padasuka, Bandung. FPOK akan segera dipindahkan ke kampus utama setelah segala pembangunan fasilitas dan infrastruktur penunjang lainnya dapat digunakan.
Untuk meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat, UPI telah mendirikan beberapa kampus daerah yang terletak di Cibiru, Tasikmalaya, Sumedang, Purwakarta, dan Serang. Keberadaan kampus-kampus ini memungkinkan UPI untuk memberagamkan program-programnya dan memperluas jangkauannya. Seluruh kampus daerah terhubung jaringan internet berkapasitas 5Mbps (4 Mbps International Link dan 1,5 Mbps Local Link). Jaringan internet tersebut dikelola secara terpusat oleh UPI-Net yang berkedudukan di kampus utama. Dengan daya dukung teknologi seperti itu, UPI sangat memungkinkan melakukan pembelajaran jarak jauh (distance learning) dengan seluruh kampus yang tersebar di daerah.
Mulai tahun akademik 2006/2007, Kampus UPI Serang, Purwakarta, dan Tasik membuka Program Pendidikan Jenjang S-2 (Magister) untuk Program Studi Pendidikan IPA, Pendidikan IPS, Pendidikan Luar Sekolah, Bimbingan Konseling, Administrasi Pendidikan, Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Pendidikan Luar Sekolah, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Untuk mendukung program tersebut, UPI memprioritaskan pembangunan sarana dan prasarana kampus-kampus daerah secara menyeluruh.
Keadaan Universitas Pendidikan Indonesia Prodi PGSD
























BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi ke Universitas Pendidikan Indonesia dan Museum Pos Indonesia pada tanggal 12 November 2010, bahwa kegiatan tersebut dapat menambah wawasan mahasiswa/i tentang  pentingnya kekayaan budaya dalam Museum Pos Indonesia dan dapat memahami perbedaan Prodi PGSD Universitas Pendidikan Indonesia dengan Universitas Negeri Jakarta.
III.2 Saran
Seharusnya kegiatan Observasi seperti ini harus dikembangkan agar menambah wawasan mahasiswa/i  bukan hanya ruang lingkup Universitas Negeri Jakarta. Selain itu, mahasiswa/i harus lebih peduli dengan kekayaan budaya di Indonesia dengan cara mengunjungi museum atau tempat-tempat budaya lainnya.




















maaf gambar/foto tidak ditampilkan....heheee... :toast

Comments