(maaf gambar tidak ditampilkan)
2.1 Pengertian Bangun Datar
Bangun datar merupakan sebutan untuk bangun-bangun dua dimensi. Bangun datar juga bisa diartikan sebagai bangunan geometri yang seluruh bagiannya terletak pada satu bidang.
2.2 Macam-Macam Bangun Datar
1. Persegi (Bujur Sangkar)

Panjang :
AB = BC = CD = DA
Rumus Persegi
Luas = s x s = s2
Keliling = 4 x s (dengan s = panjang sisi persegi)
2. Persegi Panjang

Panjang :
AB = CD
AD = BC
Rumus Persegi Panjang
Luas = p x l Keliling = 2p + 2l = 2 x (p + l)
dengan p = panjang persegi panjang, dan l = lebar persegi panjang
3. Segitiga
Segitiga, yaitu bangun datar yang terbentuk oleh tiga buah titik yang tidak segaris. Dapat juga dikatakan suatu bangun datar yang jumlah sudutnya 180o dan dibentuk dengan cara menghubungkan tiga buah titik yang tidak segaris dalam satu bidang.
Rumus Segitiga
Luas = ½ x a x t
dengan a = panjang alas segitiga, dan t = tinggi segitiga
Jenis-jenis Segitiga :
a. Segitiga Sama Sisi

Panjang AB = BC =CA
∠ A = ∠ B = ∠ C = 60o
∠ A + ∠ B + ∠ C = 180o
b. Segitiga Sama Kaki

Panjang AC = CB
Sudut ∠ A = ∠ B
∠ A + ∠ B + ∠ C = 180o

c. Segitiga Siku-siku
Segitiga yang salah satu sudutnya 90o
∠ A = 90o
d. Segitiga Sembarang

- Ketiga sudutnya tidak sama besar ( ∠ A ≠ ∠ B ≠ ∠ C )
- ∠ A + ∠ B + ∠ C = 180o
4. Jajar Genjang

Luas = a x t
dengan a = panjang alas jajargenjang, dan t = tinggi jajargenjang
Dari gambar dapat diperoleh sifat-sifat jajar genjang (Buchori : 2004 :118) yaitu :
1) Panjang sisi-sisi yang berhadapan sama panjang
2) Sisi-sisi yang berhadapan sejajar
3) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar
4) Dua sudut yang berdekatan saling berpelurus
5) Diagonal-diagonal pada jajar genjang saling membagi dua sama panjang
- AB sejajar CD ( AB CD ) - sisi yang sejajar sama panjang - Sudut ∠ A = ∠ C
AD sejajar BC ( AD BC ) AB = CD ; AD = BC ∠ B = ∠ D
5. Trapesium
Segiempat yang mempunyai dua sisi (sepasang sisi) yang berhadapan sejajar 

AB sejajar CD ( AB // CD )
∠ A + ∠ B + ∠ C + ∠ D = 360o
Rumus Trapesium
Luas = ½ x (s1 + s2) x t
dengan s1 dan s2 = sisi-sisi sejajar pada trapesium, dan t = tinggi trapesium

AB sejajar CD ( AB // CD )
∠ A = ∠ D = 90o
∠ A + ∠ B + ∠ C + ∠ D = 360o
6. Layang-layang
Suatu bangunan segi empat dimana antara dua sisi yang berhadapan dan berdekatan adalah sama besar.
Dari gambar, dapat diperoleh sifat layang-layang :
1) Mempunyai sepasang-sepasang sisi yang sama panjang
2) Sepasang sudut yang berhadapan sama besar
3) Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonal lainnya dan
saling tegak lurus.

AB = BC
Sudut ∠ A = ∠ C
Rumus Layang-layang
Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
7. Belah Ketupat
Suatu bangunan jajaran genjang yang keempat sisinya sama dengan perpotongan diagonalnya membentuk sudut siku-siku

Sudut ∠ A = ∠ C
∠ B = ∠ D
Rumus Belah Ketupat
Luas = ½ x diagonal (d) 1 x diagonal (d) 2
8. Lingkaran
Lingkaran, yaitu bangun datar yang terbentuk dari himpunan semua titik persekitaran yang mengelilingi suatu titik asal dengan jarak yang sama. jarak tersebut biasanya dinamakan r, atau radius, atau jari-jari.
- Suatu himpunan titik yang mempunyai jarak terhadap suatu titik tertentu
(pusat).
- Kurva tertutup yang dibentuk dari banyak titik yang berjarak sama
terhadap satu titik tetentu yang dinamakan pusat lingkaran.
- Jarak himpunan titik terhadap pusat dinamakan jari-jari.
- Besar sudut suatu lingkaran adalah 360o .
|

r = jari-jari
Rumus Lingkaran
Luas = π (pi) x jari-jari (r) x jari-jari (r)
2.3 Satuan-satuan yang Digunakan
Satuan Panjang: kilometer (km), hektometer (hm), Decameter (dam), meter (m), desimeter (dm), centimeter (cm), Milimeter (mm) dll } dan Satuan Luas :{ kilometer persegi (km2), hektometer persegi (hm2/ hektar), meter persegi (m2), dll }. Satuan Panjang biasa digunakan untuk panjang sisi-sisi bangun datar dan keliling bangun datar. Sedangkan Satuan Luas digunakan untuk luas bangun datar.
2.4 Cara Mengajar Materi Bangun Datar
Menurut filsafat konstruktivisme pengetahuan itu adalah bentukan (konstruksi) diri sendiri yang sedang menekuninya. (von Glasersfeld , Bettencourt, Matthews dalam Paul Suparno, 2001: 2-3). Bila yang sedang menekuni adalah siswa, maka pengetahuan itu adalah bentukan siswa sendiri, sehingga pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, tetapi sesuatu yang harus dibentuk sendiri dalam pikiran. Jadi pengetahuan itu selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan berpikir seseorang. Seseorang membentuk skema, kategori, konsep dan struktur pengetahuan yang diperlukan untuk pengetahuan (Bettencourt dalam Paul Suparno, 2001: 3).
Jadi belajar akan bermakna bagi siswa apabila mereka aktif dengan berbagai cara untuk mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuannya. Dengan demikian, suatu rumus, konsep, atau prinsip dalam matematika, seyogyanya ditemukan kembali oleh siswa di bawah bimbingan guru. Guru mengenalkan bangun yang sering ditemui siswa agar siswa mudah mengingat dan memahaminya. Dalam mengenalkan bentuk dan nama bangun sebaiknya guru tidak langsung mengumumkan nama dari bangun tersebut, namun terlebih dahulu guru menggali pengalaman siswa baru kemudian mengambil kesepakatan nama bangun dalam matematika.
Contoh pembelajaran:
a. Lingkaran dan bukan lingkaran
Guru: Ayo anak-anak benda-benda apa saja yang bentuknya seperti ini
Siswa: Matahari bu guru, bulan bu guru, atau ada yang menjawab kue tar bu
guru.
Guru: Ya anak-anak, ada lagi bentuk lain?
Siswa: Ya bu guru …. kalau topi saya bundar bu guru.
Guru: Ya, kamu benar bentuk seperti itu dalam matematika disebut lingkaran.
Ayo anak-anak sebutkan benda-benda lain yang berbentuk lingkaran!
Siswa: Roda, uang logam , hula hup, ... bu guru.
Guru: Bagus, masih ada contoh lainnya?
Siswa: Masih bu, tutup kaleng roti, tutup gelas, piring.
Guru: Bagus sekali, nah anak-anak sekarang kamu sudah tahu apa itu
lingkaran
Contoh:
Beri tanda untuk gambar lingkaran!

b. Segitiga dan segiempat
Dalam mengenalkan bentuk dan nama bangun segitiga sebaiknya
guru tidak langsung mengumumkan nama dari bangun tersebut,
namun terlebih dahulu guru menggali pengalaman siswa, baru
kemudian mengambil kesepakatan nama bangun dalam
matematika.
Guru: Ayo anak-anak benda-benda apa saja yang bentuknya
seperti ini

guru, atau ada yang menjawab atap rumah bu guru.
Guru: Ya anak-anak bentuk ini kita sebut segitiga.




Siswa: Buku bu guru, papan tulis, meja, pintu bu guru.
Guru: Bagus, kamu pintar. Sekarang kerjakanlah soal berikut:
C. Mengenalkan Lingkaran
Perhatikan tutup toples, tutup gelas, piring, dan kaleng susu. Dari berbagai model lingkaran yang belum diketahui titik pusatnya tersebut siswa mengamati ciri-ciri dari lingkaran. Langkah pertama yang dilakukan siswa adalah menjiplak berbagai model lingkaran tadi di atas kertas dengan menggunakan alat tulis seperti spidol. Setelah terbentuk lingkaran, kemudian kertas dilipat sehingga busur lingkarannya saling berimpit, dari hasil lipatan tadi diperoleh garis tengah yang pertama. Langkah selanjutnya dengan melipat kembali hasil lipatan yang pertama tadi, diperoleh garis tengah yang kedua. Setelah dilipat dua kali dan dibuka maka terlihatlah dua garis tengah yang berpotongan. Hasil perpotongan tadi merupakan titik pusat lingkaran (titik O).
Dengan cara ini titik pusat dari berbagai model lingkaran didapat, siswa dapat mengamati bahwa jika pusat lingkaran disebut O, ternyata setiap titik pada lingkaran itu berjarak sama dari titik O. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lingkaran adalah bangun datar yang sisinya selalu berjarak sama dengan titik pusatnya, atau lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang terletak pada suatu bidang, dan berjarak sama terhadap titik tertentu. Titik tertentu tadi disebut pusat lingkaran.Pengajaran yang efektif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas sekaligus dapat meningkatkan penguasaan siswa pada materi yang diajarkan. Makin baik kualitas belajar mengajar guru maka makin baik pula kualitas hasil belajar siswa.
2.5 Menggambar Bangun datar

Comments
Post a Comment