Supervisi Pendidikan


 A.   Pengertian
Secara etimologis, supervisi berasal dari kata “super and vision”. Super artinya melihat atau pandangan, jadi supervisi diartikan melihat dari atas. Orang yang melaksanakan kegiatan atau fungsi supervisi disebut dengan supervisor. Wiles menjelaskan, supervise adalah bantuan dalam perkembangan dan proses belajar mengajar yang baik serta menjelaskan supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuan utamanya memperbaiki dan mempelajari secara bersama-sama faktor-faktor yang  mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian supervisi adalah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi belajar mengajar agar menjadi lebih baik.

B.   Tujuan Supervisi Pendidikan
Tujuan supervisi pendidikan ialah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha ke arah perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan, yaitu pembentukan pribadi yang maksimal.
Secara operasional tujuan supervisi adalah sebagai berikut.
1.    Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.
2.    Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar siswa.
3.    Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar.
4.    Membantu guru dalam menggunakan metode-metode dan alat-alat pembelajaran modern.
5.    Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa.
6.    Membantu guru dalam hal menilai kemajuan siswa dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
7.    Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
8.    Membantu guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
9.    Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber masyarakat dan seterusnya.
10. Membantu guru agar waktu dan tenaga tercurah sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya.
C.   Fungsi Supervisi Pendidikan
Secara rinci, fungsi supervisi adalah sebagai berikut:
1.    Mengkoordinasi semua usaha sekolah.
2.    Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.
3.    Memperluas pengalaman guru-guru.
4.    Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
5.    Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus-menerus.
6.    Menganalisa situasi belajar dan mengajar.
7.    Memberikan pengetahuan skill kepada setiap anggota staf.
8.    Mengintegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

D.   Prinsip-Prinsip Supervisi
Seorang supervisor pendidikan dalam melaksanakan tugasnya mensupervisi tenaga kependidikan dan pendidik (staf dan guru) hendaknya mengacu pada prinsip ilmiah, demokratis, kooperatif, dan kreatif. Prinsip ilmiah mencakup unsur-unsur sistematis, objektif, demokratis, kooperatif, konstruktif, dan kreatif. Sistematis berarti dilaksanakan secara teratur, berencana, dan kontinu. Objektif berarti data yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi. Demokratif adalah menjunjung tinggi asas musyawarah. Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain. Kooperatif maksudnya seluruh staf sekolah dapat bekerja bersama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang baik. Konstruktif dan kreatif, yaitu membina inisiatif guru serta mendorongnya aktif menciptakan suasana di mana tiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya. Menggunakan instrumen, yaitu mengunakan alat (instrumen) yang dapat member informasi sebagai umoan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar mengajar.

E.   Teknik Supervisi Pendidikan
1.    Teknik Individual (Perseorangan)
Yang dimaksud teknik individual dalam kegiatan supervise adalah bantuan yang dilakukan sendiri oleh petugas supervise, baik terjadi di dalam maupun di luar sekolah.
a.    Memberikan kunjungan kelas (classroom visitation)
Kunjungan yang dilakukan pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas, baik kegiatan sedang berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar, ataupun ketika kelas sedang kosong, atau sedang berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar.
b.    Mengadakan observasi kelas (classroom observation)
Kunjungan yang dilakukan oleh supervisor, baik pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas dengan maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas yang bersangkutan. Sebagai contoh: pengawas menyaksikan guru yang sedang mengajar tidak menggunakan alat pelajaran, padahal materi pelajaran bersangkutan sangat memerlukan alat pelajaran. dalam hal ini, pengawas dapat mengajak guru berdiskusi mengenai alat pelajaran apa yang diperlukan namun terbentur dengan ketidakmampuan guru dalam membuat alat.
c.    Mengadakan waawancara perseorangan (individual interview)
Wawancara perseorangan dilakukan jika supervisor berpendapat bahwa dia menghendaki adanya jawaban dari individu tertentu.

2.    Teknik Kelompok
a.    Mengadakan pertemuan/rapat
Tujuan teknik ini memberikan bantuan umum. Adapun keuntungan teknik ini, bantuan diberikan kepada seluruh guru dalam satu kali pertemuan melakukan pertukaran pikiran secara umum, sedangkan hambatannya, agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu.
b.    Mengadakan diskusi kelompok (group discussion)
Tujuan teknik ini memberikan bantuan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam tim, memecahkan masalah tentang jenis bantuan yang tepat untuk diberikan. Keuntungannya, guru dapat menemukan secara langsung cara yang dianggap baik dalam kegiatan belajar mengajar untuk diterapkan di kelasnya masing-masing
c.    Mengadakan penataran-penataran (in-service training)
Tujuannya adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi guru dalam rangka meningkatkan kompetensi mengajarnya. Keuntungannya dengan penataran guru mendapat sejumlah pengetahuan dan keterampilan dalam waktu yang cukup banyak dan mendapatkan pengetahuan dan keteramapilan baru secara menyeluruh. Kelemahannya, guru banyak meninggalkan kelas karena mengikuti penataran. Kelebihannya, guru-guru semakin berkembang pengetahuan dan keterampilannya.
d.    Seminar
Cara yang baik dalam mengikuti acara seminar adalah apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, serius, dan cermat mengikuti presentasi dan acara tanyajawab. Tujuannya adalah memberikan wawasan baru bagi guru-guru dalam rangka mensikapi/merespon kebijakan atau isu-isu yang hangat sedang berkembang. Hambatannya, sulit untuk mendapatkan tenaga ahli yang menjadi nara sumber.



sumber: buku profesi pendidikan (Rugaiyah)

Comments