The Ron Clark Story
Sebuah film yang didasari oleh pengalaman nyata
seorang guru di Amerika Serikat. Mr. Clark adalah seorang guru muda yang
energik, idealistik, dan
kreatif dalam mengajar di sekolah
negeri di kota New York.
Sebelum di New York, ia sudah
empat tahun ia mengajar di sekolah umum dekat dengan rumahnya dulu. Akan tetapi
ia masih dianggap guru tidak tetap di sekolah tersebut. Empat tahun kemudian,
barulah ia dianggap sebagai guru tetap di sekolah tersebut karena
keberhasilannya dalam mengajar. Sebagai penghargaan nama Mr. Clark diukir di
trotoar tempat parkir mobil. Mr. Clark merasa tersinggung atas penghargaan
tersebut lalu ia memutuskan untuk pindah ke New York.
Mr. Clark berusaha mencari
pekerjaan sebagai guru sekolah umum di New York. Akan tetapi tidak ada satu pun
yang menerimanya. Setelah lama mencari, akhirnya Mr. Clark menemui sekolah yang
mana kondisi siswanya tidak teratur. Pada awalnya Kepala Sekolah tidak
mengizinkan Mr. Clark mengajar di sekolahnya karena siswa yang akan diajarnya sangat
tidak teratur dan guru-guru sebelumnya tidak ada yang sanggup mengajar mereka.
Tapi Mr. Clark terus memaksa sampai akhirnya Kepala Sekolah mengizinkannya.
Hari pertama mengajar, ia
tampak bingung melihat
tingkah laku siswa-siswanya yang kurang ajar. Saat masuk kelas ia disorakin,
lalu saat diajak belajar mereka tidak mau. Bahkan dinding kelas dicorat-coret dan tingkah laku mereka seperti preman. Memang, hari pertamanya bisa dikatakan ia gagal dalam mengajar di kelas itu. Berbeda dengan kelas sebelahnya
yang kelihatan rapih sekali.
Mr. Clark tidak menyerah
sampai disitu. Ia membuat beberapa peraturan untuk siswanya. Peraturan
pertama yaitu, “we are familly”. Kedua, “take
a risk”. Ketiga,”respect each other”.
Setiap siswa yang melanggar akan ditulis namanya di papan tulis dan diberi
tanda chek list. Dan beberapa peraturan lainnya antara lain, siswa harus
berbaris saat keluar kelas dan mengantri saat makan siang. Apabila ada yang
melanggar maka tidak ada yang boleh makan siang
termasuk Mr. Clark. Memang awalnya peraturan ini masih tidak diikuti
oleh para siswa tapi ia masih tidak menyerah.
Keesokkan harinya, saat Mr.
Clark masuk kelas ia terkejut melihat ruang kelas yang berantakan dan tak ada
satu pun siswa yang hadir. Lalu, Mr. Clark membereskan ruangan tersebut
sendirian. Hari berikutnya, ia bertanya pada siswanya,”siapa yang membuat ruang
kelas berantakan?”. Tapi tak ada satu pun yang mengaku. Ia pun bertanya pada
seorang siswi dan siswi tersebut juga tidak mau mengatakannya. Akhirnya Mr.
Clark kesal dan menghentakan meja siswi tersebut. Mr. Clark mulai putus asa.
Seorang teman wanitanya memberi semangat pada Mr. Clark untuk tidak mudah putus
asa dan semangatnya muncul kembali. Lalu, Mr. Clark melakukan pendekatan
individual kepada setiap siswa dengan mendatangi rumahnya satu per satu. Ia juga datang
ke rumah siswanya untuk
membantu pekerjaan rumah, seperti menyuapi bayi, privat, dll.
Para siswa mengira Mr. Clark
tidak akan mengajar mereka lagi, ternyata perkiraan mereka salah. Mr. Clark
sudah siap mengajar dengan metode yang baru yaitu jika para siswa diam dan
mendengarkannya saat mengajar selama 15 detik, ia akan meminum susu satu kotak.
Dan metode itu mereka terima dengan baik walaupun Mr. Clark harus merasakan
mual dan hampir muntah. Saat istirahat Mr. Clark mencoba untuk membaur dengan
siswanya dengan cara bermain bersama, seperti bermain lompat tali. Awalnya ia
tidak diterima tapi lama-kelamaan mereka menerima Mr. Clark dengan baik karena
terlihat asik.
Ia juga mendapatkan metode
belajar yang sesuai dengan siswanya yaitu memasukkan materi pelajaran pada
irama musik. Metode ini ia dapatkan saat ia terganggu dengan suara musik rap
tetangganya. Materi tentang sejarah Amerika ia sampaikan sambil menari hip hop
dan musik rap yang dinyalakan di radio. Para siswa menyambut baik metode
tersebut. Bahkan Mr. Clark rela memberikan pelajaran tambahan, salah satunya
seorang siswa belajar matematika dengan mengikuti kebiasaannya yaitu bermain
catur. Para siswa berusaha keras untuk test yang akan diberikan Mr. Clark.
Akhirnya, hasil test mereka mendapatkan hasil yang memuaskan.
Menjelang ujian akhir, Mr.
Clark sakit karena terlalu lelah. Ia membuat metode belajar lewat video rekaman
mengajarnya. Karena ia telah mengetahui kebiasaan siswanya maka proses belajar
mengajar lewat video tersebut berjalan dengan baik. Hasil ujian akhir mereka
sangat mengejutkan karena mendapatkan nilai yang lebih tinggi dari kelas
unggulan di sekolah tersebut.
Analisa:
Saat Mr. Clark belum berpindah
ke New York, ia tidak mendapat kesulitan dalam pendekatan pembelajaran
dikarenakan:
Ø Para
siswa mudah diatur dan mempunyai keinginan yang besar untuk berhasil dalam
belajar.
Ø Tingkat
kesadaran siswa dan orang tua murid yang tinggi.
Hal ini terlihat pada
saat memberikan penghargaan, orang tua murid juga hadir dalam acara pemberian
penghargaan pada Mr. Clark.
Ø Keadaan
lingkungan sekolah yang menunjang.
Saat Mr. Clark mengajar di New
York , ia mendapatkan beberapa kendala dalam pendekatan pembelajaran yaitu:
Ø
Siswa yang nakal dan
sulit diatur.
Hal ini terlihat saat
pertama kali mengajar, ia tidak dihargai sama sekali dengan disoraki oleh para
siswa, tidak mau belajar, dan tidak mau mengikuti peraturan yang dibuat Mr.
Clark.
Ø
Keadaan lingkungan
sekitar yang tidak mendukung.
Lingkungan yang keras
dapat mempengaruhi sifat seseorang seperti perjudian, pencurian, dan kekerasan
yang dapat mengurangi kepedulian terhadap pendidikan.
Ø
Kurangnya kepedulian
orang tua terhadap pendidikan anaknya.
-
Orang tua yang sibuk
dengan pekerjaannya sendiri sehingga si anak disibukkan dengan membantu
pekerjaan rumah dan kurangnya waktu anak untuk belajar.
-
Orang tua yang tidak
menginginkan anaknya mendapat pendidikan. Padahal anak tersebut mempunyai
potensi yang baik dalam pendidikan. Hal ini bisa mengakibatkan potensi yang
dimiliki anak akan tertutup.
Ø
Siswa tidak nyaman untuk
belajar di ruang kelas.
Hal ini terlihat pada
beberapa guru sebelum Mr. Clark yang mengajar mereka tidak sanggup karena
kenakalan dan kericuhan yang mereka buat agar tidak ada yang mau mengajar
mereka. Keadaan kelas yang berantakan dan penuh dengan coretan.
Teknik Pembelajaran yang digunakan yaitu:
Ø
Pendekatan individual
siswa.
Ø
Menggabungkan materi
pelajaran dengan musik.
Ø
Menggabungkan materi pelajaran
dengan permainan kartu.
Ø
Menggunakan metode
audio visual (lewat video).
Ø
Mengajak siswa untuk
aktif berperan.
Ø
Terus memberi motivasi
pada siswa.
Dari beberapa metode yang
digunakan Mr. Clark yang terpenting adalah membuat seorang siswa merasa nyaman,
asik, dan tidak menjenuhkan dalam belajar. Sehingga proses belajar mengajar
akan berjalan lancar dan mendapatkan hasil yang terbaik.
Sangat termotivasi saya sebagai calon Guru, dengan pelajaran yang baik dalam film ini. Terima kasih Gbu
ReplyDelete