Goresan Rasa 2014

Tidak ada yang berbeda saat pergantian tahun 2013 ke-2014. Keluarga gue memang tidak merayakan seperti orang lain dengan bersenang-senang, pesta kembang api, dll karena keluarga kami tidak terlalu suka. Bukan berarti tidak merayakan loh, tetap merayakan dengan tidur misalnya hehehe :p. Januari sebagai pembuka bulan pertama yang ditandai dengan mulainya kesibukan penyusunan skripsi. Setiap hari gue fokusin ke skripsi, teman-teman yang lain pun punya kesibukan masing-masing dengan skripsinya. Masa perkuliahan yang di awal terasa sekali kehangatan persahabatan dengan beraneka rasa yang telah dinikmati. Awalnya, skripsi itu menjadi momok yang menyeramkan karena itulah akhir dari segalanya, termasuk akhir dari rutinitas bertemu, bercengkrama, bersenda gurau dengan teman seperjuangan selama empat tahun mulai berkurang. 

Jujur saja semasa menempuh pendidikan mulai dari dasar sampai menengah atas, gue baru mengenal dan merasakan persahabatan/pertemanan yang sesungguhnya pada masa ini, ya... masa perkuliahan. Gue sendiri tidak menyangka kalau ternyata semua sudah berlalu, sudah gue lalui walaupun gue menginginkan atau tidak menginginkan. Pernah satu hari gue termenung dan melihat dalam pikiran kalau gue sekarang ada diposisi tengah, gue liat ke belakang ada seorang bayi, balita, anak SD - SMA... sambil gue melihat dalam pikiran, gue cuma bisa bilang dalam hati, "eh, ternyata gue dulu begitu". Terkadang aku iri melihat mereka bermain, tertawa lepas, dll bahkan bertanya-tanya "gue dulu gitu juga ga sih?" Seolah pikiran ini mengalami "past live progression". Dan gue seolah terketuk oleh apa yang sudah gue lakuin dilalu ternyata tidak begitu gue nikmati, oke ini agak sedih. Tampaknya istilah "penyesalan selalu datang terlambat" itu benar adanya. Lalu, gue alihkan lagi pandangan gue dan melihat seseorang yang bekerja, menikah, dll dan gue tau kalau gue akan ada diposisi itu, tapi entah kenapa gue merasa belum siap walaupun gue juga udah tau kalau gue akan mengalaminya dan "istighfar" pun diucapkan. Entah kenapa, gue lebih suka untuk suatu keadaan yang berjalan begitu saja, tidak ada paksaan sampai akhirnya gue "nyaman" dan melaluinya.

Sepertinya "kebebasan" baru saya peroleh saat menginjak bangku perkuliahan. Berbagai tempat gue datangkan untuk mencari buku referensi untuk skripsi. Gue akhirnya mengalami hal yang dialami mahasiswa lain pada semester akhir dengan berbagai cobaan *halah* mulai dari berbagai seminar sampai sidang skripsi yang buat gue dag-dig-dug. Gue saat itu sadar kalau gue ga menikmati dalam mengerjakan skripsi, bisa jadi gue stres hehehe... nah karena gue berusaha enjoy, jadinya tidak terasa skripsi itu pun JADI. Disaat akhir bulan februari, ditengah-tengah proses hard cover skripsi, rupanya Allah memberikan gue hiburan untuk pergi ke Singapore bersama Trinity Music Production dan Indosat (bisa baca ceritanya dipostingan gue). Gue tidak menyangka akan ada hasil yang dipetik disaat kesibukan penyelesaian skripsi. Akhirnya, setelah proses hard cover skripsi jadi, jujur aja nih ya... gue memandangi terus itu skripsi. Rasanya tidak percaya kalau gue bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu dengan baik, sedikit terharu juga. Mungkin kalau skripsi itu bisa bicara dia akan berkata, "duh ga usah diliatin terus dong... jadi malu kan".

Hal yang dinanti pun tiba, saat-saat seorang mahasiswa yang telah menyelesaikan skripsi akan wisuda. Mulai dari gladi-gladian sampai proses wisuda. Inilah saat-saat terakhir gue untuk bisa berkumpul secara utuh bersama teman-teman seperjuangan. Aura kebahagiaan terpancarkan semua diwajahnya. Keluarga yang hadir turut menjadi kebahagiaan pada setiap mahasiswa/i yang wisuda. Aahhh... lagi-lagi gue ga menyangka kalau dulu gue pinjam toga kakak gue dan sekarang gue memakainya sendiri. Gue dan teman-teman melakukan foto bersama untuk yang terakhir kalinya dimasa perkuliahan selama empat tahun dengan menggunakan baju kebesaran, toga, dan menjunjung tinggi nama baik almamater. 

Sesuatu yang mengejutkan bagi gue terjadi di pertengahan bulan Agustus, hal yang menggembirakan karena untuk kali pertama gue 17-an di negara tetangga, yaitu Malaysia. Itu semua terjadi karena Universal Music Indonesia dan Indosat yang mengajak gue untuk menonton MTV World Stage 2014 yang juga baru kali pertama gue tonton. Ya, gue juga ga percaya kalau dalam setahun gue bisa ke luar negeri secara "gratis" untuk kali pertama juga! (Baca cerita lengkap tentang mtv world stage dipostingan sebelumnya). Setelah pulang dari Malaysia, rupanya ada lowongan pekerjaan di salah satu tempat di Jakarta Selatan. Lagi, gue melakukan yang belum pernah gue lakukan yaitu "melamar pekerjaan" dan Alhamdulillah gue diterima ditempat itu. 

Thats my first experiences! gue berhadapan dengan orang lain yang mempunyai karakteristik yang berbeda, gue memang sudah menduga bahwa diawal mungkin butuh penyesuaian yang LEBIH lagi. Rekan sejawat pun memiliki usia yang jauh berbeda, canggung rasanya untuk bercanda dengan mereka karena khawatir tersinggung. Bahkan, rentan usia yang jauh berbeda membuat pembicaraan yang dilakukan tidak nyambung sama sekali. Mereka tidak mengerti hal-hal yang gue suka, damn... ini yang..........ah sudahlah. Banyak sekali selama beberapa bulan sampai bulan Desember menghadapi manusia yang sifatnya berbeda-beda karena ini-itu maka jadilah begini dan ternyata begitu. Bagi gue mereka hanyalah rekan bukan teman. Pada dasarnya mereka ada yang mengungguli dirinya sendiri dengan menjatuhkan orang lain. Bahkan gue sempat bertanya-tanya sebenarnya apasih artinya wibawa? Apa wibawa itu harus dilakukan dengan marah-marah? kaku? selalu menaikkan dagunya dan melihat ke atas? mungkin setiap orang mengartikannya berbeda. Tapi menurut gue mereka yang mengartikannya seperti itu adalah salah besar! Gue juga baru sadar kalau ternyata "ada teman yang memeluk erat kamu agar pisau yang tertancap ditubuhmu semakin dalam" "lalu gambar 2 orang, orang yang berpenampilan baik ternyata membawa pisau dibelakang dan siap untuk menikam, lalu orang yang berpenampilan jahat ternyata malah membawa bunga dibelakang untuk diberikan" dan beberapa kalimat/meme seperti ini berlaku dan benar-benar baru gue rasakan saat memasuki dunia pekerjaan. Kalau semasa sekolah atau teman dimanapun itu masih di bawah standar dunia kerja dan belum ada apa-apanya. Perbedaan status dalam dunia pekerjaan antara yang itu dengan yang baru sepertinya berlaku tuh... "gue senior di sini, lo siapa? anak baru" tapi menurut gue dunia kerja lebih kejam dr masa sekolah/kuliah. Memang sih tidak semua seperti itu, tapi semua itu nyata adanya. 

Hiburan gue itu hanya melihat tingkah laku "mereka" walaupun bikin gue kesel tapi ya cuma saat itu aja, selebihnya malah dirindukan. Tapi kalau mengingat "mereka" ya... gue cuma bisa bilang dalam hati, "siapa lo? emang omongan lo bisa buat gue bahagia dunia akhirat? enggak kan?" Mungkin memang benar harta dan jabatan itu bisa membuat manusia lupa diri, itulah salah satu ujian dari Allah. At least, inilah dunia gue sekarang, saat-saat di mana teman-teman sudah mempunyai kesibukannya masing-masing dan sulit untuk diajak bertemu untuk sekedar bersenda-gurau memang agak sedih rasanya tidak bisa seperti dulu lagi. Bahkan dunia socmed yang membuat gue punya ini-itu pergi kesana-sini mulai ditinggalkan perlahan :') 

Jadi, untuk kamu yang sedang membaca tulisan ini, nikmatilah saat-saat kamu bisa berteman dan berkumpul untuk bersenda gurau walaupun lagi marah...nikmatilah!!! enjoy! Sesungguhnya kamu akan merindukan saat seperti ini suatu saat nanti.

Comments

  1. NICE ARTIKELNYA GAN, THANKS INFO, JANGAN LUPA KUNJUNGI WEBSITE KAMI KEMBALI, SALAM HANGAT DR KAMI INTERIOR JAKARTA.

    ReplyDelete
  2. artikelnya bagus gm, thanks info dan semoga bermanfaat ^^

    ReplyDelete

Post a Comment