Kerja Ikhlas itu Pembodohan?

Hasil gambar untuk kerja ikhlas

Salam!
Hari ini akhirnya gue melanjutkan tulisan mendarah daging; tua paling, benar? muda, egois? tentunya ada percikan-percikan api asmara yang membuat gue memutuskan untuk part selanjutnya. Kali ini dengan topik yang intinya sama. Mudahnya sih kata "kerja ikhlas" yang dieksploitasi secara berlebihan sama doi  yaaa... you know lah kalau baca tulisan sebelumnya.

Kebetulan gue lagi ga ada di tkp sih ya... duh gue bahagia banget pokoknya... setidaknya berkurang waktu gue buat bertatap muka dengannya. Sebegitunya kah? IYESSS... ga muna lah ya... sebenernya kata kramat yang dia ucapkan itu udah beberapa kali gue dengar ya disetiap rapat and acctually... thats annoying for me. So... gue jadiin tulisan aja karena gregetan mau nampol rasanya.

Berawal dari gue yang tidak ada di tempat (bahagia banget) karena ada kegiatan lain, jadi semua tugas gue yang semakin kesini semakin membuat gue illfell sendiri diserahkan ke salah satu ops yang awalnya enggan banget... maybe jijique juga kali... sampai detik ini masih juga sepertinya HHHHHH... muncul tanduk setan.  Ops itu membuat sedikit rusuh di group whatsapp dengan kalimat-kalimat yang frontal (benar cuma ga etis, ya gitulah kebenaran memang kadang menyakitkan kalau dianalogikan itu seperti kalimat sakti cu patkai dan mungkin membuat orang lain bisa tersinggung dan menganggap "dih, dia ko gitu sih? ga sopan banget") sampai akhirnya dia memberikan iming-iming supaya mau dibantu (GUE TAHU BANGET EMANG.. GA AKAN MUNGKIN SENDIRIAN LANCAR JAYA... KALAU PUNYA SERIBU TANGAN MUNGKIN BISA AJA.. YAKALI HARUS MINTA TOLONG KELUARGA SENJU LOL) nah ada tuh yang mau bantu kan... mungkin sebelum dikasih iming-iming juga udah ada... tapi ga semua atau masih BUTUH BANGET bantuan hampir 3/4 dari 10k loh... wajar kan...

Kalau kurang... gue IKHLAS ko... itu silakan dicetak sendiri... jajaja...

Mengingat kegiatan tadi sering dilakukan, mungkin akhirnya geram... dan memutuskan untuk "dirapatkan". Perang dingin pun dimulai dan gue cuma mendengar katanya..katanya... dan lebih parah lagi katanya (belum pasti juga, karena bisa jadi salah dengar) gue selama NGURUS itu dikasih duit blablabla.... padahal kalau benar dia bicara kaya gitu... dia ngasih duit ke gue atau siapa? apa dia lagi halu? atau taunya begini begitu? perasaan gue dikasih duit bukan untuk NGURUS itu... tapi yang lain dan itupun tidak besar seperti teman-teman tetangga sebelah... ga ngerti sih ya... duitnya mungkin dipakai buat bayar "hutang" terus. Fix nih.. kalau benar begitu... dia berkata tidak sesuai fakta. 
~~~~~~oke itu sekilas info aja~~~~~~
So.. the point is... ops diceramahin layaknya.......    gitu deh... :v 555555555

Gambaran aja kalau pas dia ceramah

Well
seperti yang sudah dituliskan sebelumnya (kalau ga tau, cek di sini) dia bertipe mengutamakan emosi daripada logika (menurut gue malah termasuk tipe yang mudah dihasut dan dibohongi lol) menurut pengakuannya sendiri, dia tidak bisa mendengar kata TIDAK (penolakan) terhadap apa yang diperintahkannya. 

Oh my God... itu serius ya... kali pertama gue liat langsung...nyata adanya... rasanya mau gue buat kloningan tandingan dia terus dihadapkan langsung seolah berkaca dengan sebenarnya yang seperti ini perlu dipentokin dulu biar sadar.... (sama-sama punya kesalahan/kekurangan :""") << lagi berhati baique) Jadi inti pembicaraannya adalah... KERJA itu harus IKHLAS... blablabla... dengan segala kalimat-kalimat brainwash andalannya yang menjadikan kita yang mendengar seolah tidak bisa berkata-kata lagi... ya taukan kalau udah ada kata ikhlas berarti hubungannya sama siapa... 😇 

Tiba-tiba gue teringat ada artikel yang lebih dahulu memaknai kerja ikhlas dan gue setuju banget dengan kalimat yang gue kutip dari artikel tersebut.

Ikhlas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bersih hati, tulus hati atau memberikan atau menyerahkan dengan tulus hati atau merelakan. Jika diartikan maka kerja ikhlas menjadi kerja dengan bersih hati atau menyerahkan dengan tulus hati. Artinya jika anda kerja secara ikhlas, maka anda kerja lembur namun tidak dibayar, ya tidak apa-apa. Jika anda bekerja mati-matian, berhasil mencapai target, namun anda melihat orang lain yang naik atau promosi jabatan sebagai hasil kerja keras anda, maka anda akan dituntut untuk mengikhlaskan diri.Apakah itu yang dimaksud sebagai kerja ikhlas? Dalam dunia profesional seorang pekerja, seharusnya hal itu tidak terjadi. Seringkali yang terjadi adalah istilah kerja ikhlas hanyalah merupakan sebuah brainwash yang dipergunakan untuk mengeksploitasi karyawan yang memiliki kemampuan. Kalau misalnya karyawan yang memiliki kemampuan tersebut melakukan protes, maka ia akan dibilang tidak ikhlas. Padahal ia hanya menuntut apa yang seharusnya menjadi haknya.

Dalam konteks gue, dia memang termasuk kategori mengeksploitasi kata tersebut pada setiap orang yang menurutnya awal-awal manut aja kaya burung sekarang jadi menjauh (dalam arti kata menolak setiap apa yang diperintahkan). Dia sadar akan setiap perubahan itu... tapi dia tidak sadar... siapa yang membuatnya jadi seperti itu... tidak berkaca terhadap diri sendiri dan selalu menyalahkan orang tersebut walaupun dia selalu bilang "bukannya mau menyalahkan a, b, c, d... lol banget deh kalau dengarnya. 
Jangan menzolimi karyawan anda dan jika memang anda terpikir untuk melakukan itu, tolong jangan pergunakan kata ikhlas, jangan mengeksploitasi kata ikhlas.
Dari sisi karyawan, tulisan ini sama sekali tidak menganjurkan anda untuk tidak ikhlas, karena memang rejeki adalah kuasa Allah SWT, karena Allah SWT adalah Maha Adil. Dia tidak akan membiarkan apa yang seharusnya menjadi hak anda menjadi hak orang lain. Karena itu tetaplah bekerja dengan sebaik mungkin, semaksimal mungkin dan tetap berdoa kepadanya. Akan ada balasan kepada orang-orang yang menzolimi anda. Tapi juga janganlah terima begitu saja dengan kenyataan bahwa anda dizolimi.  
Gue setuju banget tentang kerja ikhlas dari beberapa sudut pandang. Permasalahannya adalah mengenai anti kritik... itulah sifatnya... mungkin merasa paling dituakan dan bawa-bawa "udah mau pensiun" disetiap kegiatan yang menuntutnya untuk kerja (hampir lepas tangan lah ya gampangnya kalau yang berkelanjutan ali-alih udah bukan tugas dia lagi).  

Beberapa hari kebelakang, ada dari whatsapp dia yang berkata ".......jantung sekolah... tugas gue.. kenapa kalau disuruh selalu menolak" padahal sebelum dia whatsapp seperti itu... gue berusaha komunikasi dengan yang lebih berwenang soal itu dan mencoba cari solusi sama-sama karena gue kali ini ga bisa bantu (pagi, siang, malam belajar) malah minta maaf ke yang lebih wewenang bukan ke DIA. Kalau gue bales pesan dia yang ada malah gue tambah gondok kesel sama dia. Seperti yang sudah gue tulis dari awal... dia cuma bisa ngandelin satu orang... dan gilirang orang itu ga bisa... dia panik...  gara-gara gue udah berkata tidak lagi (sebelumnya ada di tulisan mendarah daging; tua paling, benar? muda, egois?)  dia ga tau harus bagaimana... "nyuruh siapa?"  (yakan kaya babu ya kalau setiap yang diperintah harus diturutin) pimpinan yang tidak bisa membuat sebuah keputusan secara cepat jika terjadi masalah... anti kritik... emosi... kurang peduli... kurang tanggung jawab...  tidak menghargai kemampuan orang lain.... kelebihannya cuma satu... (wanita selalu benar hhhhhhhhhhhh)

Oke... gue kira kali ini tulisannya cukup sampai di sini... semoga tidak ada ulahnya lagi yang membuat gue menulis unek-unek lagi dan berbagi pengalaman.

Salam! ✌

Comments

  1. Curhatan yang daleeeem.. ngalahin Drama Korea.. hahaa :v

    ReplyDelete

Post a Comment