Siapkah Kita Hidup Secara New Normal?

          
Salam!

Tiga bulan sudah berlalu sampai ditampilkannya postingan ini, kita masyarakat Indonesia menghadapi sebuah wabah Virus Corona atau dikenal sebagai Covid-19. Tidak ada satupun yang tahu rencana Tuhan untuk hari ini, esok, ataupun lusa. Kita sebagai manusia hanya bisa berencana dan Tuhan tetap yang memutuskan. Kita menjadi saksi hidup yang kelak akan menceritakan pandemi ini, tentang bagaimana pemerintah seluruh dunia, khususnya di Indonesia menghadapi pandemi ini. Masyarakat yang pada awalnya sebagian merasa khawatir, kini seolah ada yang sudah tidak peduli lagi. 

Lalu, berembus sebuah teori yang marak diperbincangkan di social media yaitu herd immunity. Saya juga baru kali pertama mendengar tentang hal ini. Seperti yang dikutip dalam situs alodokter, "Herd immunity atau kekebalan kelompok adalah kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Semakin banyak orang yang kebal terhadap suatu penyakit, semakin sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena tidak banyak orang yang dapat terinfeksi." Sekilas kalau saya pahami, hal ini seperti istilah "yang menang adalah yang kuat, sedangkan yang lemah akan kalah". Sedikit seram kalau menurut saya karena kita semua pasti tidak menginginkan sesuatu yang buruk terjadi pada keluarga kita.

Kalau kita melihat grafik penyebaran virus corona di Indonesia belum mencapai puncaknya dan itu berarti belum terlihat ada penurunan kasus (sampai postingan ini ditampilkan).  Jadi, secara sederhana menurut hemat saya belum siap untuk Indonesia menerapkannya di seluruh kota, khususnya di Jakarta atau di kota-kota yang masih tinggi kasus pertambahannya. Tapi, tentunya badai pasti berlalu dan kita siap untuk menyambut sesuatu yang baru. Saya akan coba memberikan pandangan tentang New Normal secara umum. 

Jaga jarak, kalau ini jelas sudah dilakukan selama pandemi, walaupun masih ada saja masyarakat yang tidak mengikutinya. Jarak aman minimal 1 sampai 2 meter akan dilakukan dalam kegiatan sehari-hari seperti mengantri di layanan pemerintahan, pusat perbelanjaan, dll.  Transportasi umum juga dari sekarang sudah dibatasi kapasitasnya dan sudah diatur sedemikian rupa agar duduk dan berdiri dengan jarak. Tapi... apakah bisa diberlakukan di angkutan umum yang lebih mementingkan kejar setoran? angkutan umum ngetem yang sering berjargon "tidak 2- 2- 4 - 6 tidak akan jalan? Lalu, di pusat perbelanjaan, apakah sudah siap seperti di luar negeri yang memiliki sistem scan barcode check in dan check out saat memasuki mall ataupun tenant perbelanjaan? kalau alat pengukur suhu tubuh saya kira sudah banyak dilakukan di mall-mall yang besar. Restaurant atau tempat makan di mall ataupun di tempat tersendiri, apakah sudah siap untuk berkurangnya jumlah pengunjung mengingat harus dibatasi dalam satu nomor meja makan? 

Jaga kebersihan, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, membawa hand sanitizer kemanapun kita pergi, menggunakan masker saat keluar rumah atau face shield saat berada di tempat kerja. Hal yang mudah namun sulit untuk dilakukan bagi sebagian masyarakat dengan berbagai macam faktor penyebab. Setidaknya dari kejadian ini kita bisa meningkatkan PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) yang sebenarnya sudah sejak dulu disosialisasikan, namun kurang diterapkan. Pusat perbelanjaan ataupun layanan publik lainnya sudah ada yang menyediakan hand sanitizer disetiap tempat yang sudah ditentukan. Selalu gunakan alat makan dan minum sendiri (ini disarankan). Bahkan, saat ini bagi para pengguna jasa transportasi ojek online pun menyarankan untuk membawa helm sendiri. Kalaupun tidak membawa, para pengguna layanan disarankan untuk membersihkan tangannya sebelum dan sesudah menggunakan helm dengan hand sanitizer, selama perjalanan pun dilarang menyentuh area wajah.

Jaga sentuhan, hal ini mungkin akan sulit dilakukan mengingat budaya di Indonesia adalah bersalaman sebagai bentuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Saya yakin lama-kelamaan masyarakat akan terbiasa dengan bersalaman yang tidak menyentuh satu sama lain seperti kata pepatah, "alah bisa karena biasa". Selain itu, agama islam juga sebenarnya sudah menyarankan untuk tidak bersentuhan dengan yang bukan muhrimnya. Jadi, tidak ada salahnya kita semua mencoba untuk menyesuaikan diri dengan "New Normal".

Seperti itu pandangan secara umum tentang New Normal yang akan kita lakukan dalam waktu dekat ini. Semua tergantung bagaimana pemerintah dan masyarakatnya dalam meyikapi hal tersebut. Semoga pandemi ini segera berlalu dan kita mendapatkan pelajaran ataupun makna yang baik dari apa yang sudah direncakan Tuhan dan kita diberikan kesehatan, kesabaran, kejujuran, dan semua hal yang baik ada dalam diri kita. Aamiin.

Terima kasih

Comments

  1. Small recorded on a pc the occasions at which the ball and a particular half of} the roulette wheel passed a fixed and fast|a set} level on the body 코인카지노 supporting the wheel. The roulette player that's just looking to have some enjoyable on the on line casino does nicely with the Constant Bet technique. It is a straightforward technique and isn’t an excellent one to use if you’re seeking to considerably improve the amount of money you leave the on line casino with.

    ReplyDelete

Post a Comment