Salam!
Wah, jujur saja dipostingan kali ini mungkin tulisan akan random karena dibulan ini penuh dengan kejutan. Mungkin bagi sebagian orang, ada satu hari di bulan Februari yangmana orang-orang dapat mengungkapkan rasa kasih sayangnya kepada orang yang dicintai. Mungkin bisa pasangan hidup, orang tua, pacar, saudara, dan lain-lain. Biasanya kegiatan yang dilakukan pada hari tersebut identik dengan memberikan bunga ataupun cokelat, ya… walaupun mungkin di luar sana ada yang melakukan “hal lain”.
Saya secara pribadi belum begitu mengerti tentang apa itu cinta? Apa itu sayang? Seolah kata tersebut masih menjadi hal yang tabu atau mungkin saya sudah merasakannya namun tidak menyadarinya. Jadi, saya penasaran, apakah ada seseorang yang kuat/sabar bersama saya seorang introver, suka bermain game, suka menonton anime, lebih nyaman dengan kesendirian karena tidak mau “menunggu”, menginginkan kebebasan, ingin mengenal Tuhan dengan melihat keindahan ciptaan-Nya. Tapi satu hal yang saya yakini, jika saya mungkin sudah menyayangi seseorang (mungkin seperti itu istilahnya) saya tidak ingin kehilangan orang tersebut atau mungkin istilahnya setia kali ya. Ada tidak yang seperti itu? Syarat wajibnya jelas harus se-iman dan se-amin, “tidak menye-menye”. Kalau ada, boleh silakan daftar ya… bilang langsung aja karena orangnya kurang peka atau mungkin pura-pura tidak peka.
Oke skip, di bulan ini juga saya melakukan vaksin booster dan saya mengajukan secara mandiri tempat/lokasi vaksin. Kali ini, saya dapat vaksin pfizer dan baru merasakan efeknya mulai dari mengantuk, lapar, bahkan tangan bekas suntikan terasa pegal, tidak bertenaga, dan sedikit cenat-cenut selama lebih kurang 24 jam. Belum sampai 10 hari, tempat kerja saya mengadakan pcr wajib dan keesokannya hasil saya positif. Kaget melihatnya namun entah kenapa tidak merasa heran. Akhirnya saya mencoba layanan isoman dari dinkes melalui proses telemedicine terlebih dahulu untuk mendapatkan resep. Saat melihat harga totalnya ternyata sekitar 1.2juta rupiah. Setelah menunggu 2 hari, akhirnya saya menerima paket isoman tapi tidak sesuai dengan resep dan hanya mendapatkan 3 item obat yang merknya jelas berbeda dari resep yang diberikan di telemedicine. Paket yang saya terima berupa paket B isoman. Kemudian, 3 hari setelahnya saya melakukan PCR secara mandiri dan keesokan harinya saya mendapati hasilnya yang sudah negatif. Alhamdulillah selama dinyatakan positif tidak bergejala yang parah, hanya bapil saja. Namun, di aplikasi pedulilindungi status warna masih hitam dan hasil tes pcr akhir yang sudah negatif tidaklah dianggap pada aplikasi dan harus menunggu 10 hari untuk berubah warna menjadi hijau.
Sungguh pengalaman yang terasa campur aduk di bulan ini. Oke, kembali ke awal inti pembicaraan mengenai cinta. Jadi, bisakah saya mengerti dan memahami arti dari kata tersebut? Bisakah saya seperti orang lain yang bisa memahaminya lebih mudah? Mungkin istilah saat ini yang cocok untuk menggambarkan suasana saya adalah “mati rasa”. Entah dikarenakan diri ini yang terlalu introver sehingga sulit untuk membuka diri ataukah mempunyai rasa trauma masa lalu yang butuh waktu untuk disembuhkan? Entah… biar waktu yang menjawabnya. Semoga dalam waktu dekat ada yang bisa menghangatkan suasana hati dan menghancurkan istilah “mati rasa”. Apakah orang itu kamu?
Comments
Post a Comment