Happy Birthday for Me (The Other Side of Me)

31 Juli 2020

Selamat ulang tahun ke-27 untuk saya, Syahrul Munir. 

Postingan kali ini khusus di luar jadwal posting seperti biasanya, because it's my birthday!


Mungkin sebagian orang, ada yang merayakan ulang tahunnya atau mungkin tidak. Nah, kamu termasuk tim mana? merayakan tau tidak? Kalau gue termasuk tidak "merayakannya" ya... karena bagi gue ini termasuk hal yang tabu dalam keluarga. Ya... sejak kecil sampai sekarang... gue hanya merayakannya sewaktu kecil entah umur berapa di dalam lingkungan keluarga. Mungkin gue juga termasuk yang beruntung karena bisa merayakannya walaupun cuma satu kali. Saat kecil gue bahkan tidak tahu kalau ditanya tanggal lahir atau kapan ulang tahunnya. Bahkan, di keluarga gue rasanya mengucapkan selamat ulang tahun untuk ayah, ibu, dan kakak sekalipun menjadi hal yang tabu dan akan terdengar risih bagi gue sendiri. Mungkin tidak seperti orang lain yang bisa dengan sesuka hati berkata "selamat ulang tahun... sambil memberikan kue ataupun hadiah..." pada keluarganya. Gue sendiri juga ga tau pasti kenapa bisa seperti ini. 

Di tahun 2013, untuk kali pertamanya gue dikasih kejutan sama teman gue yang mengucapkan selamat ulang tahun dan membawakan kue. Sebenarnya gue udah tahu sejak awal karena mereka bertingkah aneh... ternyata benar... mereka ingin merayakan ulang tahun gue dan sebenarnya... sejujurnya gue terharu dengan mereka... hampir meneteskan air mata tapi gue tahan aja... hehe...

dari yang pegang kue: devi, tia, niken, fidel dan yang fotoin yono


foto resmi

Ya... karena mereka gue jadi tau kalau ada yang berbeda saat mereka merayakan untuk gue kali pertama untuk seorang teman. Makanya gue tidak akan melupakan teman-teman kuliah.

Sejak awal tahun 2020, gue mencoba untuk berbagi apa yang saya lihat dan ketahui walaupun mungkin itu hanyalah mengkhayal. Di usia ke-27 tahun ini, Alhamdulillah mimpi-mimpi gue sejak kecil mulai terwujud, sudah pernah gue tulis di postingan mimpi seorang anak.  Tentunya bukan karena usaha gue sendiri, ada doa dari keluarga yang ikut membantu. Bahkan akibat dari pandemi covid-19 ini akhirnya gue berhasil naik motor sendiri ke jalan raya dengan motor gue sendiri. Gue baru belajar naik motor sekitar kelas 3 SMA kali ya.. itupun hanya beberapa kali dan selalu dilarang orang tua, bahkan sampai kuliah dan bekerja pun tidak boleh di bawa jauh.. hanya sekitar rumah saja. Sejujurnya gue risih, karena setiap ditanya sama teman.. bisa naik motor kan? gue ga tau harus bilang apa karena sedikit malu untuk menjawab tidak bisa. Tahun 2018 gue baru punya SIM C itupun karena ikut sama rekan kerja yang ingin membuat juga... bilang orang tua? tentu tidak... saat sudah jadi baru bilang... Selama itu pula-lah gue hanya bisa mengendarai kendaraan lewat game. Tapi, bukan berarti gue ga pernah mengendarai motor sama sekali ya... pernah kok.. entah punya teman ataupun menyewa saat liburan. Tahun 2015, ibu gue beli mobil katanya untuk punya aja. Lalu, gue dikursusin stir mobil... lalu dapatlah SIM A untuk kali pertama. Bawa mobil sendiri? wah jelas dilarang... waktu itu gue sempat buat bagian depan penyok/copot... bukan karena nabrak.. tapi saat keluarin mobil dari rumah... nyangkut pager... sepertinya sejak saat itu orang tua jadi trauma dan tidak ada rasa kepercayaan. Yaudah akhirnya gue udah "bodo amat" dan mobilnya pun jadi pajangan. Baru tahun kemarin rasanya, orang tua gue kasih kepercayaan lagi buat gue mengendarai mobil dan akhirnya berhasil gue bawa sendirian ke sekolah... iya ke sekolah tempat gue kerja doang... selebihnya ga boleh kalau tanpa orang tua yang ikut sampai saat ini. Bahkan akhir tahun kemarin, sekolah gue sempat meminjam mobil keluarga untuk acara sekolah. Itupun dengan catatan bukan gue yg mengendarai. Tapi, ternyata di belakang itu.. ibu gue bilang-bilang ke rekan kerja gue supaya gue jangan jadi supirnya alias yang mengendarai mobil. Sentak, gue yang tau pun kaget dan malu mendengarnya. Ternyata rasa khawatirnya sampai berlebihan seperti itu dan sejujurnya malas banget jadinya. Sometimes gue berpikir kalau ternyata hal inilah salah satu yang membuat gue menjadi minder atau istilah sekarang insecure

Insecure dalam artian gue minder.. sudah besar tapi masih dikhawatirkan berlebihan (ya... mungkin itu sayang kalau kata mereka) "apa-apa" serba dilarang dan melihat teman sebaya gue... ko bisa ya mereka seperti itu? padahal mungkin mereka melihat ke gue juga akan berkata seperti itu. Kurang bersyukur? mungkin... tapi sebenarnya bukan kasih sayang seperti ini yang gue mau. Berikan gue kebebasan untuk memilih dan bertindak, orang tua sebagai penasehat dan pendukung... bukan seolah mengatur gue. Kalau ada yang baca ini, pasti akan berkomentar "ga boleh gitu... biar bagaimana juga ingin yang terbaik..." "ga boleh gitu.. harus liat merendah...." "ga boleh gitu... bla..bla dengan alasan sejenisnya" hehe... sorry to say.. itu bukanlah jawaban yang diinginkan. Lalu, harus jawab apa? ya.. cari tahu sendiri saja yang tidak ada unsur saling menyalahkan. Oke.. maafkan... ini hanya sekadar unek-unek yang harus gue sampaikan. Coba mungkin ada yang mengalami hal serupa? bisa komentar juga... hehe... kalau ga komentar... ya cukup mengiyakan saja dalam hati.

Di tahun 2015 ini pula, gue diberikan pekerjaan sesuai doa dan keinginan orang tua.. yaitu menjadi PNS. Sejak tahun 2015 pula sampai sekarang saya melakukan travelling setiap akhir semester. Di sinilah mata gue terbuka... kalau ternyata keindahan alam yang diciptakan Allah itu sungguh luar biasa. Benar-benar terharu... gue melatih kemampuan sosial yang dulu terpendam. Alhamdulillah Allah kasih gue kesempatan untuk mulai belajar mendewasakan diri dan menyatu dengan alam... tsahhhhhdezzz (istilahnya gitu). Sampai akhirnya gue ingin ngajak keluarga yang ga pernah kemana-mana untuk naik pesawat atau kereta api jarak jauh... entah ke Yogyakarta/Malang/Bali... mungkin akan ikut membantu mereka juga untuk tidak berpikiran sempit. Harusnya ingin tahun ini, tapi ada pandemi covid-19 yang membuat batal rencana. 

Tahun 2010-2014 gue kuliah sesuai keinginan orang tua dan lulus tepat waktu. Sejujurnya yang gue ingin pelajari itu psikologi tapi karena tidak diterima jadinya pasrah hehehe... Gue dulu ga tau kenapa  gue mau banget pilih psikologi. Sampai akhirnya belum lama ini, akibat menonton salah satu film... tiba-tiba gue jadi tau alasan kenapa mau banget belajar psikologi. Gue ga akan membiarkan anak-anak gue nanti memiliki dan/ merasakan orang tua seperti yang gue rasakan sekarang. Di antara tahun ini pula gue akhirnya tau apa yang sempat gue alami sejak kecil... sudah pernah dibahas sedikit di postingan Hitam Putih Bunga di Malam Hari. Kurang lebih seperti ini, gue merasa sebagian diri gue ada disuatu ruangan gelap yang mereka buat dulu. Mereka itu orang tua gue.. mungkin ga sadar apa yang mereka lakukan dan perlihatkan itu membawa dampak bagi alam bawah sadar gue sehingga menciptakan ruangan gelap yang membuat gue terperangkap disitu. Lalu, gue yang sekarang muncul atau terbentuk dari bayang-bayang gelap yang gue ciptakan sendiri untuk membantu gue keluar dari ruangan tersebut. Gue juga sudah bermimpi kalau suatu saat nanti ada yang membantu gue keluar dari ruangan tersebut. Dia mengulurkan tangannya, seolah tersenyum namun sayang tidak bisa melihat secara jelas karena warnanya hanya putih. Sempat dapat mimpi juga, kalau dia yang berwarna putih itu adalah seseorang yang kelak akan menjadi pendamping hidup gue. 

foto ilustrasi gue sendiri (coba diterangkan saja/di klik)

Satu hal yang Insya Allah akan gue terapkan nanti adalah tidak mengungkit apa yan sudah pernah gue lakukan untuk anak-anak gue nanti, tidak akan membuat hidup dalam bayangan tekanan dengan membuat rantai yang tak terlihat, tidak menunjukkan apa yang tidak seharusnya mereka lihat, memberikan mereka kebebasan untuk memilih dan bertindak.. gue menjadi support untuk mereka, dan entah apa lagi pokoknya intinya itu... lalu semoga gue bisa mengetahui siapa sosok putih yang nanti akan membawa gue keluar dari ruangan gelap itu. Semoga bisa segera mendapatkan pendamping hidup. 

Oya, bonus nih.. pandemi covid-19 ini akan berakhir karena ada "yang lain" yang lebih menggemparkan dan menggantikan posisinya covid-19. Waallahualam... ga usah dipercaya... 

Terima kasih untuk yang sudah membaca postingan ini.
Terima kasih sudah membaca segala keegoisan gue di postingan ini.
Doa dan harapan gue... semoga seluruh umat muslim di dunia, khususnya Indonesia bisa dimaafkan segala macam dosanya, diberikan rezekinya masing-masing, dijauhkan dari segala macam marah-bahaya, diberikan kekuatan untuk menghadapi setiap cobaan.

Tapi yang perlu diingat adalah kita semua harus bersyukur dan berterima kasih pada orang tua walau bagaimanapun. :)

Keep Smile!
You're Strong!

Comments