Happy Birthday to Me!

 


Happy 29th Day Syahrul Munir!

Sudah 29 tahun gue hidup di dunia ini. Senang, tawa, sedih, takut, kecewa, marah, dan semua emosi yang ada di dunia ini yang mungkin akan dialami oleh seluruh manusia yang mempunyai akal dan perasaan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, gue tidak mengharapkan apapun di hari ulang tahun gue. Terasa datar? Ya, mungkin bisa dikatakan seperti itu. Ucapan meriah selamat ulang tahun terdengar sekali saat masih kecil entah diusia berapa. Semua terasa dingin setelahnya. Entah semasa sekolah gue dirayakan atau tidak, tentunya (mungkin) tidak karena gue ga inget sama sekali. Ya, mungkin sekedar ucapan selamat ulang tahun beberapa teman saja yang mungkin hanya sekedar kebiasaan belaka. 

Well, masih teringat ketika untuk pertama kalinya (lagi) gue mendengar ucapan selamat ulang tahun dari beberapa teman kuliah yang membuat gue terharu dan untuk kali pertama hampir meneteskan air mata (walaupun gue tahan hehee) bisa baca di sini. Jujur, dari situ gue merasa.. oh ternyata gini ya punya teman walaupun hanya beberapa perlakuan yang diberikan buat gue yang mem buat gue akan selalu mengingatnya seumur hidup. Meskipun gue ga tau apakah pertemanan saat itu akan terus berlangsung selamanya kah? Atau mungkin yang jelas, kita punya kehidupan masing-masing yang tidak mungkin bisa selalu bersama. 

Sempat ga disangka, beberapa tahun lalu anak dari kakak gue mengirimkan voice note berupa ucapan selamat ulang tahun dan ga tau kenapa tetiba meneteskan air mata, gue juga ga tau harus bales dengan apa sampai akhirnya cuma balas dengan stiker. Hmm… kalau kalian baca ini, mungkin bisa bantu komentar kenapa bisa seperti itu ya? Hehehe…

Buat gue yang seorang introver sungguh sulit mendapatkan teman dekat pria ataupun wanita. Gue cuma mau berteman dengan orang yang sefrekuensi (isilahnya seperti itu). Gue itu serasa punya banyak kepribadian jika bertemu seseorang. Apalagi ketika berkumpul dengan orang banyak dan gue ngerasa apa yang mereka bicarakan itu “ga gue banget” alangkah lebih baiknya gue menghindarinya dan sibuk dengan handphone atau berpindah ke suatu tempat untuk menyendiri saja karena itu lebih baik buat gue. 

Duh, udah 29 tahun berarti sudah saatnya menikah dong? 
Jujur, iya mau.. tapi entah kenapa masih ada yang harus diselesaikan terlebih dahulu yaitu pergi ke 2 tempat di luar negeri. Gue secara pribadi masih bingung dengan apa itu cinta? Cinta itu seperti apa? Kok bisa ya orang lain itu se-open itu perihal masalah ini? Kok paham banget? Sedangkan gue? Hmm… gue bukan orang yang mau diperhatikan seperti ketika orang pacaran yang bertanya 1x24 jam.. kamu di mana? Sama siapa? Udah makan belum? dll. Bagi gue, its enough! Cukuplah ya gue dicariin sama kedua orang tua gue. Mungkin bagi orang lain, kamu menginginkan yang seperti ini karena mereka tidak melakukan hal seperti itu. Beda? Iya! Tapi bisakah menganggap gue bukan sebagai anak kecil yang ga bisa apa-apa segalanya? Dan mereka lebih mengerti segalanya? Alih-alih doa orang tua blablabla… 

Tapi, apakah kamu melihat dan mendengar apa yang gue alami di rumah ini? Kalau lagi adem ya adem banget… tapi ketika ada api sedikit, rasanya ga mau dengar apa-apa atau pergi untuk sekedar keliling tidak jelas ke mall atau sebagainya. Gue tau, mungkin itu masa lalu mereka bukan gue tapi bisakah mereka mengajari gue apa arti “sayang” “cinta” yang sebenarnya? Gue belajar menikmati keindahan ciptaan Allah, merasa kecil, tidak ada apa-apanya, kurang bersyukur, dan terlalu memikirkan duniawi. Gue belajar dari Alam tentang bagaimana gue harus bersyukur atas nikmat yang telah diberikanNya tapi bagaimana dengan sesama manusia? Gue mungkin hampir kehilangan arah tapi Allah selalu kasih pengingat untuk gue agar tidak keluar jalur yang sudah ditentukan. Yes! I don’t know! Gue merasa punya diri sendiri yang selalu menjaga gue dan kadang suka kebablasan jika emosi berubah drastis. Sesuatu di mana ketika gue berucap dan memastikan akan terjadi pada orang itu. (Mungkin karena afirmasi gue yang terlalu tinggi) Hmm.. oke oke.. malah ngalor ngidul ceritanya…

Tapi point pentingnya adalah gue ga ngerti cinta-cintaan. Gue hanya memikirkan, eh gue mau tau dia keadaannya gimana, lagi ngapain, kondisinya gimana.. ya hanya berdasarkan sesutu yang dia update.. entah kenapa ingin memberikan sesuatu padahal tidak ada yang perlu dirayakan atau apapun itu. Bahkan gue sampai sempat beli sesuatu beberapa tahun lalu untuk diberikan sama seseorang yang isinya random banget dan dikasih untuk apanya, dalam rangka apa juga ga tau.. tapi ga jadi gue kasih karena saat itu gue tau dia sedang sama seseorang hehee… ya kaya ga mau ganggu aja gitu… asli, gue ga tau dalam kondisi apa saat itu tapi hadiahnya masih dibungkus rapi ga dibuka sedikitpun tapi mungkin isinya sudah tidak dalam kondisi bagus. Kalau kamu baca dan merasa itu buatmu… tolong tagih ke gue! Hehee… Gue ga ngerti banget tentang cinta-cintaan jadi kalau emang kamu, anda, lo mau ngajarin gue.. boleh kok.. asal sabar dengan semuanya! 

Selain itu, ada satu alasan yang buat gue untuk menunda dulu tentang hal itu sampai gue rasa udah saatnya, itu karena gue “bermimpi” setelah gue menikah, gue akan “kehilangan”  entah apa itu, gue udah  mulai terbuka mengenai “mimpi” di postingan blog ini atau social media lainnya walaupun masih terbatas. Gue berusaha untuk menunda hal itu agar tidak terjadi 2x secara cepat sampai akhirnya gue sadar kalau semua pasti akan terjadi. Perlahan gue akan coba menguatkan diri sendiri tentang kehidupan di dunia. 

Kalau kata orang, kemanapun kamu berlari, jika dia memang jodohmu pasti akan kembali. Nah, itu tuh buat sebagian orang yang bertanya “kapan nikah?” Bisakah kalian berhenti membicarakannya? Apakah kebahagiaan seseorang selalu ditentukan saat sudah menikah? Tentu tidak! Kebahagiaan orang berbeda-beda, begitu pula dengan jalan yang ditempuh untuk mendapatkan kebahagiaan itu. Jadi, stop gunakan tradisi lama yang tidak berperikemanusiaan. Bisa jadi karena pertanyaanmu itu, beberapa kebahagiaan telah direnggut darimu karena terpaksa melakukan semua tuntutan orang disekitar yang bisa saja berakibat buruk pada orang yang kau tanya.

Kalau anda ingin menyampaikannya terlebih dahulu? Silakan saja, tidak usah mengandalkan kalimat purba “tapikan biasanya… “loh harusnya…” “masa gue dulu, ya dialah…” hehe.. gitu sih menurutku… 

Buat teman-teman kampusku yang belum menikah meski sudah berkepala 3, tetap semangat ya! Semua sudah ditakdirkan masing-masing! Raih kebahagiaanmu saat ini sebelum berkeluarga sampai nanti setelah berkeluarga! Setiap rumah punya pintu masing-masing yang harus dibangun! Doaku saat ini semoga Indonesia diberikan pemimpin yang amanah sesuai dengan sifat-sifat baik Nabi Muhammad SAW, diberikan kekuatan untuk melampaui semua marabahaya, kedua orang tua, kakak, saudara diberikan kesehatan, rezeki yang halal, barokah, banyak, bisa pergi haji ataupun umroh berkali-kali hehehe… dijauhkan dari godaan syetan yang terkutuk, dijauhkan dari manusia yang seperti syetan. Semoga semua doa para pembaca tulisan ini segera dikabulkan oleh Allah, Aamiin. Terima kasih untuk semua kebahagiaan dan luka melalui orang-orang yang sudah ditakdirkan hadir dalam hidupku. Semoga tahun depan gue sudah bisa menikah! Hehe.. Aamiin… 

Comments

  1. Hmmm.. Hadiahnya buat gue bukan yak?? Wkwkw sini deh kalo buat gue.. 😄

    ReplyDelete
  2. Hadiahnya langsung kirim aja ke alamatnyaa kak😜

    ReplyDelete

Post a Comment